ePaper Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
Saturday, March 25, 2023
  • Home
  • ePaper
  • About Us
  • Contact
  • Career
No Result
View All Result
  • Home
  • ePaper
  • About Us
  • Contact
  • Career
No Result
View All Result
ePaper Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
No Result
View All Result
Home Berita Daerah Blitar

Petani Cabai di Blitar Menjerit, Gara-Gara Ini

by Radar Blitar Jawa Pos
in Blitar
0

KABUPATEN BLITAR – Hujan yang mengguyur kawasan Bumi Penataran tak sepenuhnya membawa dampak positif. Terutama pada sektor pertanian cabai dan komoditas lain. Pasalnya, cuaca buruk membuat pertumbuhan tanaman tak maksimal sehingga memengaruhi kualitas hasil panen.

Saiful, salah seorang petani asal Desa Slorok, Kecamatan Garum, mengaku resah dengan kondisi itu. Dia menilai musim hujan sejatinya tidak cocok dengan tipikal tumbuhan cabai. Sebab, asupan air yang terlalu banyak memantik tumbuhnya lalat buah. Dalam kondisi itu, cabai tak sehat dan rawan mati.

“Sepertinya (hujan, Red) agak maju, karena sudah sejak bulan kemarin. Kalau kena hama ya lemas, cepat (menyebar, Red), belum lagi porong,” ujarnya kemarin (11/10).

Lahan pertanian cabai milik Saiful cukup luas. Yakni, sekitar 1.680 meter persegi. Sebelumnya, dia menanam sekitar 2.000 benih cabai. Apabila tumbuh subur, hasil panen mencapai 1 kuintal. Namun, saat hama merebak, hasil panen menyusut sekitar 30 persen.

Guna mengantisipasi serangan hama, dia rutin menyemprot obat. Selain itu, menambahkan pupuk agar tanaman tetap stabil. Sayangnya, persoalan tak berhenti pada potensi serangan hama. Pria berkacamata itu mengaku, hujan juga membuat gulma alias tanaman liar tumbuh subur.

“Karena rumput juga menyerap pupuk. Kalau ndak pakai plastik, solusinya ya rutin dibabati,” terangnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapa) Kabupaten Blitar Wawan Widianto mengatakan, jenis tanaman cabai dan tomat memang rentan busuk saat musim hujan. Sebab, kelembapan lingkungan meningkat dibanding saat kemarau. Karena itulah, sebelum memasuki masa tanam perlu memberi jarak tanaman. Dengan begitu, sirkulasi udara di dalam tanah bisa optimal.

Dia menambahkan, untuk tanaman yang sudah terserang hama, petani bisa mengimplementasikan gerakan pengendalian (gerdal) organisme pengganggu tanaman (OPT). Selain itu, perlu dilakukan eradikasi terhadap tumbuhan agar tak merebak ke tumbuhan lain.

“Kami sosialisasikan gerdal di kawasan yang terserang, juga pembinaan petani supaya budi daya tanaman bisa baik dan benar,” tandasnya. (luk/c1/wen)

Tags: blitarblitar hari iniblitar updatekabupaten blitarkota blitarperistiwa blitarradar blitarradar penataranradar tulungagung
ShareTweetSendShareShare

Leave a Reply Cancel reply

Connect with:
Facebook Google Twitter

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • About
  • Advertise
  • Careers
  • Contact
Call us: +1 234 JEG THEME
No Result
View All Result
  • Home
  • Politics
  • Sports
  • Travel

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.