TULUNGAGUNG- Dalam kondisi kekurangan air bersih, warga kelabakan dipaksa mencari air ke daerah lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Setiap hari warga diharuskan untuk berhemat air bersih, bahkan untuk mandi pun menumpang ke dusun lainnya.
Salah seorang warga Desa Dono, Kecamatan Sendang, Munifah bercerita, sejak sebulan lalu warga Desa Dono mulai kekurangan air akibat pasokan air bersih dari Perumda Air Minum Tirta Cahya Agung Tulungagung tidak normal. Dari waktu sebulan tersebut, waktu terparah pada kurun dua minggu terakhir. Air bersih tidak mengalir sama sekali. “Mulai kemarin (Senin, 7/11) sudah mulai mengalir lagi, tapi kadang masih tidak mengalir. Sebelumnya tidak bisa sama sekali,” jelas perempuan tersebut.
Kebetulan, dalam kesehariannya, Munifah berjualan makanan dan minuman, bertempat di bagian depan rumahnya. Karena itu, kebutuhan air bersih yang dibutuhkannya lebih banyak daripada kebutuhan rumah tangga warga lain. Untuk menyiasati dua minggu tanpa aliran air, dia harus mengambil ke dusun lain di desa setempat untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Sementara untuk truk tangki yang disediakan Perumda Air Minum Tirta Cahya Agung Tulungagung, dia mengatakan bahwa hanya mengetahui terdapat layanan tersebut, tetapi secara pribadi tidak pernah mendapatkan air dari truk tersebut. “Di dusun lain masih ada, pipa airnya masih mengalir, jadi mengambil air untuk kebutuhan sehari-hari di sana. Warga lain juga begitu,” tuturnya.
Lantas apakah cara tersebut dapat mencukupi kebutuhannya sehari-hari? Mengenai hal tersebut, dia mengaku harus berhemat air selama beberapa waktu agar kebutuhannya bisa tercukupi. Air bersih tersebut digunakan untuk keperluan dapur saja, sedangkan untuk keperluan lainnya seperti mandi, dia dan beberapa warga harus menumpang ke dusun lain yang aliran airnya masih bisa. “Kalau untuk mandi menumpang ke masjid di dusun lainnya yang airnya masih bisa,” jelasnya.
Bagi dia, air dari salah satu perumda milik Pemkab Tulungagung tersebut sebelumnya menjadi jawaban untuk memenuhi air bersih. Lantaran apabila ditelisik lebih jauh, di sekitaran rumahnya tidak bisa dibuat sumur ataupun pengeboran karena kondisi yang ada. “Kalau dibor atau dibangun sumur pasti tertabrak dengan batu, air dari tanah tidak bisa keluar,” katanya.
Begitu juga dengan layanan air bersih lainnya termasuk Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) yang tidak bisa dijangkaunya karena lokasi terlalu jauh.
Menurut dia, layanan tersebut memang ada di Desa Dono, tetapi berada di dusun lain dari rumahnya sehingga pihaknya tidak bisa menikmatinya.
Dikonfirmasi melalu pesan singkat, Kepala Desa Tugu Kecamatan Sendang, Parlan menjelaskan, saat ini memang air dari Perumda Air Minum Tirta Cahya Agung Tulungagung sudah mengalir bagi masyarakat pelanggan di Desa Tugu. Namun, pembagian air kepada warga oleh petugas terbilang kurang merata. Itu karena beberapa rumah tangga teraliri sehari semalam, tetapi ada juga beberapa rumah tangga yang tidak teraliri. “Tapi saya konfirmasi, dua hari sekali ngalir,” jelas Parlan.
Diberitakan sebelumnya, Direktur Perumda Air Minum Tirta Cahya Agung Tulungagung, Joko Purnomo mengatakan, gangguan layanan yang terjadi sebulan terakhir di empat desa yakni Desa Samar di Kecamatan Pagerwojo, serta Desa Dono, Tugu, dan Nglurup di Kecamatan Sendang, akibat bencana tanah longsor yang terjadi. Meski begitu, perbaikan permanen urung bisa dilaksanakan.
“Kita lakukan perbaikan, sifatnya sementara sehingga suplai ke warga pelanggan belum bisa merata. Karena ketika diperbaiki secara permanen, lantas longsor susulan yang terjadi bakal membuang sia-sia anggaran,” jelasnya. (mg1/c1/din)