KABUPATEN BLITAR – Pemeliharaan jalan di Kecamatan Nglegok dikeluhkan masyarakat. Pasalnya, belum lama diperbaiki, infrastruktur di kawasan tersebut sudah dipenuhi lubang. Diduga, hal ini terjadi karena proses pekerjaan yang asal-asalan.
Pantauan Koran ini, kondisi Jalan Raya Penataran di Desa Jiwut, Kecamatan Nglegok, itu tampak masih baru atau belum lama dikerjakan. Panjangnya ada sekitar 100 meter. Sayanganya, di beberapa titik sudah terdapat lubang baru. “Umurnya belum ada sebulan, tapi sudah ada lubang,” ujar Hudanata, warga setempat.
Tidak hanya lubang, kata Huda, ada juga beberapa spot di ruas jalan tersebut yang kini bergelombang. Parahnya, hal ini juga sudah mengakibatkan kecelakaan. Maklum, penerangan jalur ini juga masih sangat kurang. “Pengendara mengira jalan mulus, tapi ternyata kan ada lubang. Ini dialami oleh orang luar wilayah,”ungkapnya.
Di lokasi terpisah, Kepala Desa Jiwut Yanuar menduga kondisi itu dipicu oleh kualitas yang kurang bagus. Buktinya, sudah terdapat lubang atau kerusakan meski baru bebarapa pekan lalu diperbaiki. “Kan ini jadi percuma. Harusnya pembangunan sekalian yang bagus, agar tidak dua kali kerja dan bisa bertahan lama,” katanya.
Yanuar mendengar bakal ada perbaikan infrastruktur sepanjang 1 kilometer di wilayah tersebut. Sayangnya, informasi tersebut hanya sebatas kabar burung. “Infonya, dinas pekerjaan umum dan poenataan ruang (PUPR) mau memperbaiki sejauh 1 kilometer. Tapi kapan digarap, saya belum tahu,” keluhnya.
Pihaknya berharap perbaikan infrastruktur jalan harus memperhatikan kualitas. Begitu juga di Jalan Raya Penataran yang setiap hari dilintasi ratusan truk. Sebaliknya, hampir dipastikan kerusakan akan kembali terjadi jika pelaksanaan perbaikan dilakukan asal-asalan. “Bisa dikatakan semua truk itu menyalahi aturan. Kebanyakan tonasenya melebihi kapasitas jalan. Padahal, jalan hanya kuat 7 ton, sedangkan truk yang melintas itu bisa mencapai 12-15 ton,” harapnya.
Menurutnya, ada banyak pemicu kerusakan jalan. Selain truk overloading, ada beberapa spot jalan yang digenangi air saat hujan. Air itu berasal dari dari luapan dari parit yang ada di sisi jalan.
Yanuar mengaku sudah mengusulkan normalisasi parit tersebut dengan harapan bisa meminimalkan kerusakan jalan. Namun, hal itu juga tidak akan berguna jika kualitas jalan yang disajikan tidak sesuai dengan spesifikasi dan kelas jalan. (mg2/c1/hai)