ePaper Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
Sunday, March 26, 2023
  • Home
  • ePaper
  • About Us
  • Contact
  • Career
No Result
View All Result
  • Home
  • ePaper
  • About Us
  • Contact
  • Career
No Result
View All Result
ePaper Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
No Result
View All Result
Home Headline

PLTA Tulungagung Hampir Over Kapasitas, Debit Air Capai 800 Kubik

by Anggi Septian Andika Putra
in Headline, Tulungagung
0

TULUNGAGUNG – Kelebihan kapasitas yang menimpa pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Blitar bakal merembet ke Tulungagung. PLTA Tulungagung kini kondisinya hampir mencapai batas minimum. Sementara banjir masih dirasakan di beberapa kecamatan akibat hujan sejak Minggu hingga Selasa malam (18/10).

Lebih dua hari hujan mengguyur Tulungagung. Beberapa kecamatan langganan banjir kembali terdampak. Pantauan Koran ini, Kecamatan Bandung, Besuki, dan Campurdarat kembali disambangi banjir kendati cepat surut dibanding sebelumnya. Kendati demikian, wilayah terdampak banjir kemarin bertambah di Desa Ngranti, Kecamatan Boyolangu. Dampak sungai Desa Gesikan, Kecamatan Pakel yang meluap dan Desa Sumberjo, Kecamatan Rejotangan.

Banjir di enam titik tersebut membuat debit air PLTA Tulungagung semakin tinggi. Selasa siang, menurut catatan Perum Jasa Tirta di PLTA Tulungagung, debitnya mencapai 800 meter kubik. Padahal, debit maksimalnya 1.000 meter kubik sehingga masih aman. Oleh karena itu, hal itu membuat spillway yang berada di hilir alirannya penuh dengan air bah dari Sungai Niyama hingga membuat warna air laut menjadi sedikit cokelat. “Sejak Selasa pukul 06.00 WIB, kami berusaha menurunkan elevasi yang berada di Bendungan Neyama, supaya wilayah hulu bisa mengalir hingga ke hilir. Dengan membuka pintu terowongan 1 dan 2 sejak pagi,” ujar Kepala Sub Divisi Jasa ASA I/3 Perum Jasa Tirta I, Indra Nurdianyoto.

Dia melanjutkan, hingga kini belum mengetahui kapan kondisi aliran yang masuk PLTA Tulungagung atau Bendungan Neyama dalam kondisi normal. Apalagi, debit air terus naik pada Selasa sore, tetapi masih dalam kondisi aman. Pihaknya juga memantau kondisi tanggul agar nantinya tidak sampai dalam kondisi rapid breakdown atau tanggul longsor.

Kondisi yang ada di Waduk Wonorejo juga terjadi kenaikan elevasi 180 kubik. Indra menilai kenaikan ini cukup drastis, dengan hujan intensitas tinggi yang mengguyu hampir semua wilayah di Tulungagung. Namun syukurnya, kondisi ini masih dalam batas aman dan pihaknya terus melakukan monitoring. “Kami berharap elevasi di PLTA Tulungagung bisa segera turun dan aliran dari hulu bisa cepat mengalir hingga ke hilir agar banjir juga cepat surut,” jelasnya.

Sementara itu, puluhan rumah di Dusun Miren, Desa Ngranti, Kecamatan Boyolangu, baru kemarin terendam banjir hingga satu meter. Bahkan, ternak milik warga terpaksa diungsikan ke tempat saudaranya yang aman dari banjir.

Camat Boyolangu, Hedik Iswanto mengatakan, banjir yang terjadi di Dusun Miren sejak Selasa pagi hingga mengakibatkan sekitar 50 lebih rumah terendam. Apalagi, banjir menggenangi Dusun Miren hingga jalur perbatasan dengan Desa Kendalbulur. “Pemicu banjir di Dusun Miren ini akibat curah hujan yang tinggi sehingga menyebabkan sungai yang berada di dekat Dusun Miren perbatasan Desa Gesikan, Kecamatan Pakel, meluap hingga ke rumah warga,” tuturnya.

Hedik menjelaskan, ketinggian banjir di Dusun Miren saat ini mencapai 1 meter, atau saat ini air sudah memasuki sebagian rumah warga. Kondisi ini membuat warga harus mengungsi ke tempat yang aman. Apalagi, banjir diketahui pertama hingga separo badan orang dewasa.

Menurut Hedik, kejadian banjir di Dusun Miren bukan kali pertama terjadi. Pasalnya, pada tahun sebelumnya, setiap terjadi curah hujan tinggi pasti rumah warga terendam banjir. Akan tetapi, banjir kali ini merupakan banjir yang paling parah karena hingga memasuki rumah warga.

“Semoga hujan cepat reda, karena jika terus terjadi hujan, air sungai akan terus meluap ke rumah warga. Di sisi lain, tidak ada saluran pembuangan air ketika terjadi banjir di rumah-rumah warga,” paparnya.

Menurut warga, Agung Dwi Wijaya, banjir terjadi mulai 07.00 WIB dan air mulai memasuki rumah warga itu pada 09.00 WIB. Banjir ini terjadi setelah hujan yang terjadi selama dua hari terakhir tanpa berhenti. Dia juga menilai banjir kali ini paling parah, hingga membuatnya ikut mengungsi ke rumah saudaranya. “Ada 8 rumah yang paling parah terkena banjir. Selain itu, saat ini sudah banyak warga yang mengungsikan barang berharga, motor, dan hewan ternak ke tempat yang tidak terdampak banjir,” pungkasnya.

Di sisi lain, Dukuh Bedalem dan Dusun Gambiran, Desa Besole, kini memasuki minggu ketiga banjir. Bantuan masih dari pemerintah desa dan polsek, sedangkan dari pemda belum ada tindakan apa pun.

Imam Bukhori mengungkapkan telah beberapa kali melaporkan banjir di Dukuh Bedalem ini kepada pemerintah, tetapi belum ada respon. Padahal, Bupati Tulungagung dua kali meninjau banjir ke Besuki dan Bandung. “Solusi jangka panjang itu drainase harus diperbaik, memang untuk saluran airnya harus dibuat lebih lebar. Kalau kecil ya tidak mampu menampung banyak debit air. Selain musim penghujan, juga air dari jalur lintas selatan (JLS) mengarah ke Dusun Gambiran ini,” terang Imam.

Laki-laki 43 tahun ini berinisiatif untuk membuat posko banjir secara mandiri. Lantaran dari pemdes hingga pemkab tidak ada yang membantu membuat posko. Selain itu, dia takut bila nanti kalau sampai banjir hingga tinggi membuat kasihan warga. Bahkan, sebagian warga yang terdampak memiliki anak yang masih bersekolah. Posko yang berada di rumah Imam ini juga menjadi tempat penampungan barang berhaga termasuk motor dari warga.(jar/c1/rka)

 

Tags: banjir tulungagungplta tulungagungtulungagung
ShareTweetSendShareShare

Leave a Reply Cancel reply

Connect with:
Facebook Google Twitter

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • About
  • Advertise
  • Careers
  • Contact
Call us: +1 234 JEG THEME
No Result
View All Result
  • Home
  • Politics
  • Sports
  • Travel

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.