KABUPATEN BLITAR – Peternak hewan kuku belah harus semakin waspada dengan sebaran penyakit mulut dan kuku (PMK). Pasalnya, di Bumi Penataran, hewan diduga terjangkit penyakit tersebut kian bertambah.
Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Disnakkan) Kabupaten Blitar, Toha Mashuri menyebut, pihaknya mencatat laporan terbaru soal dugaan PMK. Jika sebelumnya ada di dua kecamatan, kemarin meluas menjadi total enam kecamatan. Indikasinya, sapi mengalami demam hingga air liur keluar berlebihan.
“Sekarang tambah menjadi enam (kecamatan). Kecamatan Gandusari, Garum, Binangun, Udanawu, Srengat, dan Ponggok,” ujarnya, kemarin (2/6).
Meski jumlah sapi yang terserang belum diketahui pasti, namun Toha menyatakan sudah mengirim sampel darah dari puluhan sapi diduga PMK ke laboratorium Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Surabaya. Itu untuk mengungkap kondisi sapi. Sayangnya, hingga kemarin belum diketahui hasil pengujian sampel tersebut.
Jika hasil laboratorium sapi positif terjangkit PMK, masyarakat tidak perlu khawatir. Sebab, daging hewan ternak yang terinfeksi penyakit tersebut tidak menular ke tubuh manusia. Dengan demikian, dipastikan daging aman untuk dikonsumsi.
“Sapi ini apabila tertular (PMK) masih bisa sembuh, tolong masyarakat tidak panik. Kalau ada hewan dengan gejala mirip PMK, segera lapor ke petugas kesehatan hewan,” jelas Toha.
Sebagai upaya antisipasi, kini sejumlah tim khusus sudah diterjunkan untuk memantau perkembangan peternakan. Pemantauan ternak dari luar daerah juga rutin dilakukan guna menekan potensi sebaran PMK. Selain itu, pemerintah tengah berupaya mengajukan vaksinasi penangkal wabah pada ternak berkuku belah itu.
Dia mengimbau, peternak tak boleh gegabah apabila sapi terinfeksi. Menurut Toha, justru peternak harus getol menyuplai suplemen dan vitamin pada sapi. Peternak dilarang mendatangkan sapi dari luar daerah, serta meminimalisasi kunjungan orang untuk masuk kandang.
“Peternak yang sapinya diduga PMK, diminta agar sapinya diisolasi. Dikeluarkan dari kandang. Peternak lain juga harus menjaga kebersihan kandang, rutin diadakan penyemprotan,” tandasnya.
Sebelumnya, disnakkan menyebut ada dua ekor sapi di dua kecamatan, yakni Gandusari dan Ponggok yang terindikasi gejala PMK. Meski sampel darah sudah dikirim lebih dulu, namun belum ada hasil dari proses penelitian itu. (mg2/c1/wen)