KOTA BLITAR – Tingkat partisipasi masyarakat dalam menyalurkan hak suaranya pada pemilu menjadi salah satu faktor kesuksesan pesta demokrasi. Ketika partisipasi tinggi bahkan melampui target, bisa dinilai pemilu sukses.
Partisipasi masyarakat tersebut mencangkup semua kalangan. Termasuk dari pemilih pemula dan kaum disabilitas. Terkadang mereka luput dari perhatian sehingga lolos dari pemenuhan hak suaranya.
”Makanya, persiapan pemilu nanti kami tingkatkan terus sosialisasi kepada mereka. Meskipun tingkat partisipasi masyarakat dalam Pemilu 2019 lalu tinggi,” kata Kabid Politik Dalam Negeri dan Ormas Bakesbangpol Kota Blitar Pempi Yuswanto.
Dia mengatakan, kaum disabilitas menjadi pemilih yang harus mendapat fasilitas dalam penyaluran hak suaranya. Sebab, kondisi mereka terbatas. Tidak seperti orang pada umumnya. ”Baik itu yang disabilitas secara fisik maupun mental. Mereka sama-sama harus mendapat fasilitas hak suara,” terangnya.
Sekadar diketahui, tingkat partisipasi masyarakat pada Pemilu 2019 lalu mencapai 83,75 persen. Capaian itu melebihi target partisipasi yang ditetapkan oleh KPU RI, yakni 77,5 persen. Pada Pemilu 2019 lalu, jumlah pemilih di Kota Blitar sebanyak 115.976. Sementara yang menggunakan hak pilihnya sebanyak 97.133 pemilih.
Sedangkan update data pemilih per Mei 2022, jumlah pemilih di Kota Blitar sebanyak 113.192. Rinciannya, pemilih perempuan sebanyak 58.008 dan pemilih laki-laki sebanyak 55.184. KPU Kota Blitar memprediksi jumlah pemilih bisa terus bertambah terutama pada pemilih pemula.
Di samping fokus pada sosialisasi terhadap pemilih pemula dan disabilitas, bakesbangpol juga fokus pada kaum perempuan. Sebab, secara jumlah, mereka lebih banyak. “Kami nanti ada pendidikan politik perempuan. Itu salah satu program kami dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat,” tandasnya. (sub/c1/wen)