TULUNGAGUNG – Kenaikan level PPKM di Tulungagung membuat tingkat okupansi hotel turun drastis. Padahal tiga bulan lalu tingkat hunian kamar menunjukan tren positif karena dilonggarkannya peraturan terkait pariwisata.
Ketua Badan Pengurus Cabang Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Tulungagung, Nur Wahidun mengatakan, untuk tingkat okupansi per Januari sampai sekarang masih diangka 10 sampai 12 persen saja. Kalau dibandingkan dengan Desember tahun 2021 okupansi hotel di Tulungagung mengalami penurunan tajam.
Dia menjelaskan, keadaan demikian dipengaruhi beberapa masalah, pengaruh terbesar adalah karena pagebluk yang meningkat di Tulungagung yang menyebabkan PPKM mengalami kenaikan level. Kenaikan level PPKM menjadi level II mengakibatkan wisatawan berkurang yang berlibur di Kabupaten Tulungagung. Selain itu karena berkurangnya kegiatan-kegiatan yang ada di sekitaran Kota Marmer.
Sebelumnya, pada pertengahan tahun 2021, okupansi hotel Tulungagung mengalami perubahan dan pada Oktober, November, mengalami sedikit peningkatan. Puncak pada pertengahan Desember 2021 sampai momen tahun baru 2022 tingkat okupansi hotel di Tulungagung mencapai 60 persen.
“Desember kemarin harapan kita bisa melakukan recovery, akan tetapi pada Januari dan Februari belum sempat melakukan recovery tingkat okupansi sudah turun lagi,” kata pengusaha kuliner tersebut.
Menurut dia, kini terdapat kepanikan masyarakat karena peningkatan Covid-19 yang menyebabkan masyarakat khususnya luar Tulungagung enggan datang menginap di hotel Tulungagung. “PHRI Tulungagung mengurusi hampir semua hotel yang ada di Tulungagung berjumlah sekitar 21 hotel,” ungkapnya.
Disinggung tentang pembangunan jalan tol yang akan di bangun di Tulungagung, tentunya itu akan memberikan pengaruh terhadap okupansi hotel di Tulungagung. Sebuah harapan untuk peningkatan okupansi bahkan ekonomi di Tulungagung dengan adanya pembangunan jalan tol ini. Namun dengan catatan, pengelolaan yang baik dan tidak hanya untuk lalu lalang kendaraan melewati jalan tol, tapi juga didukung dengan kreativitas masyarakat dan kebijakan pemerintah untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki.
“Dengan akses yang mudah melewati jalan tol bisa diperkirakan nanti akan banyak masyarakat dari luar berkunjung di Tulungagung dan memungkinkan untuk peningkatan ekonomi serta pariwisata,” pungkasnya. (mg1/din)