Tulungagung – Puluhan lansia datang ke Tresna Werdha tanpa memiliki kartu identitas. Dari pihak panti membantu untuk melakukan perekaman atau pencatatan data kembali. Agar dapat menggunakan fasilitas publik dan jaminan kesehatan.
Kepala UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Blitar di Tulungagung, Sunu Pantjadharmo mengatakan, puluhan lansia ketika tiba di Tesna Werdha tidak memegang identitas diri. Mayoritas lansia datang tanpa memiliki identitas. “Rata-rata mereka datang ke sini itu kosongan, tidak membawa identitas sama sekali,” jelasnya kemarin (8/1).
Mengetahui hal tersebut, pihaknya melakukan pendataan kembali melalui Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Tulungagung. Apabila terdapat lebih dari 15 lansia, maka dispendukcapil akan datang ke Tresna Werdha untuk melakukan pencatatan. “Jadi perekaman atau pencatatan data itu kita tidak membawa lansia ke dinas, tapi pihak dinas yang datang kesini,” ucapnya.
Pencatatan sipil dari lansia ini unik. Diketahui dalam pembuatan kartu keluarga (KK) dan kartu tanda penduduk (KTP), salah satu dari lansia Tresna Werdha ini diangkat untuk menjadi kepala keluarga.
Menurut dia, hal tersebut dilakukan untuk mempermudah dalam perekaman atau pencatatan data. “Kalau pembuatan KK dan KTP baru, salah satu dari penghuni di Tresna Wedha ini diangkan sebagai kepala keluarga. Agar memudahkan dalam pendataan,” paparnya.
Diketahui pada UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha ini terdapat 4 kepala keluarga. Dengan melakukan hal tersebut, semakin mempermudah untuk kepengurusan KTP dari lansia.
Menurut dia, dengan puluhan lansia memiliki KTP maka akan mempermudah dalam menggunakan fasilitas publik atau jaminan kesehatan. “Sekarang ini mau apa-apa kan harus pakai KTP. Mau ke pelayanan kesehatan kalau tidak ada KTP kita ya tidak bisa. Urusannya panjang, kalau sudah punya mau ke pelayanan kesehatan semakin mudah,” ungkapnya.
Kemudian untuk kondisi kesehatan puluhan lansia di Tresna Wedha ini memiliki keluhan penyakit hipertensi, berhalusinasi dan lumpuh. Berdasarkan data, terdapat sekitar 14 lansia lumpuh. “Ada 14 lansia yang lumpuh. Jadi kita masukkan ke asrama khusus untuk pelayanan yang menyeluruh. Mulai dari memandikan, nyuapin dan membersihkan lansia itu,” paparnya.
Adapun data kematian dari lansia di tresna wedha sendiri tergolong minim. Diketahui pada akhir tahun 2022 lalu, terdapat 1 lansia meninggal pada Desember dan 1 lansia meninggal pada November. “Angka kematian ini tergolong minim. Bulan kemarin itu ada 1 lansia, Novembernya ada 1 lagi,” tutupnya. (mg2/din)