TULUNGAGUNG – Rohmad, 58, beserta istri, Sriamah, 50 dan anaknya, Devi Nur Kamilah, 19, terpaksa tidur di teras. Sebab rumahnya yang beralamat di Dusun Temon, Desa Sukorejo, Kecamatan Karangrejo ini tak bisa dihuni karena sebagian besar bangunan rusak akibat diterjang angin puting beliung.
Rohmad menjelaskan, peristiwa tersebut terjadi Senin (18/1) sore pukul 15.00 WIB. Ketika itu, dia tak memiliki firasat buruk saat awan mulai berubah hitam, sehingga dirinya beserta istri beraktivitas seperti biasa. “Beberapa hari ini cuacanya hujan dan ada anginnya. Jadi sore itu, saya pikir seperti biasanya,” katanya.
Tak lama, angin datang semakin kencang bersamaan turunnya hujan. Dia lantas mengajak anak istrinya ke teras. Karena khawatir pohon samping rumahnya roboh. “Kekhawatiran saya benar. Tak berselang lama pohon jati samping rumah roboh menimpa belakang rumah saya,” jelasnya.
Beruntung tak ada korban jiwa. Namun akibat robohnya pohon itu, bangunan rumah yang terdiri dari dua kamar tidur, kamar mandi, dan dapur belakang itu rusak dan tak bisa dihuni lagi. “Kerugiannya belum tahu. Tapi kerusakan hampir 80 persen,” tandasnya.
Tak hanya menimpa Rohmad, puting beliung yang terjadi pada Senin kemarin (18/1) juga memorak-porandakan puluhan rumah di Desa Sukorejo, Kecamatan Karangrejo. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tulungagung ada sekitar 45 rumah yang rusak. Rata-rata kerusakan bagian atap. “Terparah ada di sini. Karena tertimpa pohon. Namun yang lain kerusakan tergolong ringan, rata-rata bagian atap,” kata Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo saat meninjau lokasi bencana, kemarin (18/1).
Dia menambahkan, bencana tersebut juga dialami warga desa lain di Kecamatan Karangrejo. Seperti Desa Gedangan, Sukodono dan lainnya. Tak heran, itu jadi perhatian Pemkab Tulungagung. “Kecamatan lain juga ada, seperti Kecamatan Pakel dan Pagerwojo. Tapi tidak banyak, hanya beberapa titik, mungkin 5-10 rumah,” katanya.
Melihat masih tingginya curah hujan, lantas pria nomor satu di lingkup Pemkab Tulungagung ini meminta warganya untuk lebih meningkatkan kewaspadaan. Terlebih ketika cuaca yang berubah mendadak. Tiba-tiba hujan, usai terik matahari menyengat. Kondisi ini rawan bencana alam, seperti puting beliung. “Memang harus ditingkatkan kewaspadaan. Kalaupun perlu, pohon-pohon tinggi dan tua dipangkas agar tidak membahayakan,” jelasnya. (lil/c1/dfs/din)