TULUNGAGUNG- Gelaran Porprov Jatim VII tahun 2022 telah dimulai dan dilaksanakan di Jember, Lumajang, Bondowoso dan Situbondo. Tulungagung mengirimkan total 155 atlet dalam gelaran tersebut dan salah satunya adalah Niha, sapaan akrab Nihayatuzzain Asshofi.
Manajer Tim Balap Sepeda Tulungagung sekaligus orang tua dari Nihayatuzzain Asshofi, Ali Shofi mengatakan, Niha berhasil mendapatkan medali emas dalam cabang olahraga (cabor) balap sepeda cross country olympic pada gelaran Porprov Jatim VII tahun ini. Niha berhasil mengungguli atlet-atlet perwakilan dari kabupaten/kota se-Jatim dan merupakan medali emas pertama yang didapatkan kontingen Kota Marmer. “Balap sepeda cross country olympic adalah perlombaan yang dilaksanakan di hari pertama porprov ini, kita langsung mendapatkan emas,” katanya.
Dia mengatakan, sebenarnya Niha bisa mengikuti pada beberapa kelas yang dilombakan yakni dua kelas pada road bike dan dua kelas di cross country. Namun karena aturan yang ada, Niha hanya boleh mengikuti dua perlombaan saja. Sisanya yakni akan diikuti Niha pada 2 Juli mendatang di kelas road bike yang akan diadakan di Lumajang.
“Dengan aturan tersebut, otomatis atlet tidak bisa mengikuti semua pertandingan yang sebenarnya mampu dan bisa diikuti. Namun di road bike nanti kita harapkan Niha mampu mendapatkan emas kembali, karena potensi besarnya adalah pada road bike,” jelasnya.
Emas yang ditorehkan bukan tanpa persiapan. Shofi panggilan pria ini mengungkapkan, persiapan yang telah dilakukan Niha untuk porprov tahun ini telah dimulai dengan beberapa event sebelumnya yang diikuti mulai dari event biasa, kejurprov sampai multy event Porprov. Setiap hari persiapan terus dilakukan agar hasilnya memuaskan. Di samping itu juga ada program latihan tertentu dari Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Tulungagung khusus untuk persiapan porprov kali ini.
“Apalagi saat mendekati gelaran ini persiapan yang dilakukan Niha lebih intens. Untungnya juga pihak sekolah Niha sangat mendukung dalam porprov ini, sehingga dispensasi dan dukungan penuh diberikan untuk anaknya,” ungkapnya.
Niha lahir pada tahun 2007 sehingga kini usianya masih 15 tahun dan masih duduk di bangku kelas IX SMP. Padahal batas usia untuk mengikuti porprov cabang balap sepeda ini adalah maksimal 17 tahun. Sehingga Niha merupakan potensi besar yang dimiliki kabupaten ini karena memiliki kesempatan untuk berprestasi pada gelaran porprov selanjutnya.
Namun menurut Shofi, biasanya untuk atlet yang mendapatkan juara satu pada porprov, akan dipersiapkan untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) untuk mewakili Provinsi Jatim. Meskipun beban berat untuk mengikuti PON, apalagi dengan usia yang masih belia. Namun pihaknya tetap optimistis bahwa Niha tetap bisa bersaing. Itu didukung karena Niha juga sering mendapatkan juara saat mengikuti event-event dan lawannya memiliki usia yang lebih jauh darinya. “Niha mengikuti event dengan peserta yang lebih dewasa darinya cukup sering. Agar Niha belajar dengan senior dan mentalnya lebih matang,” ungkapnya.
Dia menambahkan, Niha mulai tertarik dengan olahraga sepeda balap saat menginjak kelas V sekolah dasar (SD). Beberapa perlombaan yang telah diikuti pada kelasnya juga moncer mendapatkan juara, salah satunya yakni juara I nomor elimination race dan scratch race kategori woman pra youth, Semarang Velo Race 2021.
“Kemauan harus berangkat dari anaknya sendiri, kita sebagai orang tua hanya bisa mendukung asalkan tidak melanggar aturan yang ada,” tutupnya. (*/din)