KOTA BLITAR – Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar mengimbau masyarakat khususnya panitia kurban untuk menggunakan besek sebagai kemasan daging. Ini diduga untuk menghindari penggunaan plastik dan dianggap lebih ramah lingkungan.
Hal tersebut juga bertujuan untuk mengurangi sampah plastik dan menjaga daging tetap aman dikonsumsi. “Ini sifatnya imbauan. Kalau bisa ya menggunakan besek. Bisa juga dengan dedaunan. Misalnya, daun jati atau daun pisang,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Blitar Rodiyah, kemarin (8/7).
Dia menjelaskan, penggunaan besek maupun dedaunan sebagai kemasan itu demi menjaga keamanan daging. Kalaupun harus menggunakan kantong plastic, maka harus memilih yang plastik putih atau bening. “Kalau kita menggunakan besek ataupun daun jati kan ramah lingkungan,” terangnya.
Yang paling penting, kata dia, penggunaan besek ataupun dedaunan bisa mengurangi sampah plastik. Sampah plastik selama ini paling banyak menyumbang di tempat pembuangan akhir (TPA). Apalagi, sampah plastik merupakan sampah yang sulit terurai.
Hingga H-1 Idul Adha atau hari ini, DKPP menerjunkan tim medis dan paramedis untuk mengecek kesehatan hewan kurban sebelum disembelih. Serangkaian pemeriksaan dilakukan baik sebelum disembelih maupun setelah disembelih. “Nanti saat penyembelihan, kami turun lagi ke lapangan. Cek kesehatan daging dan jeroannya. Kan biasanya ada cacing atau tidak,” jelas perempuan berjilbab ini.
DKPP akan menerjunkan sekitar 49 tenaga medis maupun paramedis untuk mengecek hewan kurban. Mereka akan menyebar di masing-masing kelurahan untuk mengecek sejumlah hewan kurban di masjid-masjid ataupun musala.
Masing-masing kelurahan nantinya ada dua sampai tiga tenaga medis dan paramedis. DKPP bekerja sama dengan PDHI (Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia, Red) untuk membantu pemeriksaan. Sesuai rencana, satu kelurahan harus ada satu dokter hewan yang memeriksa. (sub/c1/ady)