TULUNGAGUNG – Ada beberapa komponen yang tidak bisa dilewatkan bagi para pecinta vape (rokok elektrik), yaitu coil. Coil merupakan lilitan kawat yang menghantarkan energi dari baterai dan mengubahnya menjadi energi panas untuk memanaskan liquid. Tipe-tipe coil dibagi menjadi dua, yakni simple round ware dan clapton base coil.
Siapa sangka seni melilit kawat menjadi premed coil (coil siap pakai) dapat mendatangkan pundi-pundi rupiah. Itu seperti yang dilakukan Moch. Yusuf Choirul Putra, berawal dari hobi dan keterampilannya dalam melilit kawat coil, dia bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp 15 juta per bulannya.
Yusuf, sapaan pria tersebut, merupakan salah satu coil maker dari Tulungagung. Berawal dari hobinya menggunakan vape sekitar tahun 2014, dia kesulitan dalam mendapatkan coil yang berkualitas untuk vapenya. Itu yang menginspirasinya untuk membuat coil sendiri.
Menurut dia, coil merupakan salah satu komponen pada vape yang sangat memengaruhi cita rasa dari liquid. “Kalau kita tidak menggunakan coil dengan kualitas baik, pasti dipakai beberapa hari sudah gosong. Itu kan bisa memengaruhi rasa dari liquid yang kita pakai,” jelasnya kemarin (29/6).
Lanjut dia, kawat yang digunakan dalam membuat coil tersebut berbeda dengan kawat-kawat sepeti biasanya. Hal itu lantaran kawat pada coil untuk menghantarkan panas. Maka, kawat yang digunakan marupakan kawat-kawat yang tahan panas dan bisa menghantarkan panas secara merata. Adapun jenis-jenis kawat yang digunakan dalam seni melilit coil, yaitu kawat nichrom, kawat kanthal, kawat nickelin, kawat titanium, dan kawat stainless steel. Kawat jenis titanium harus menggunakan temperatur mode dalam penggunaannya. “Suhu panas yang dihantarkan pada kawat coil itu mencapai 1.400 derajat, makanya butuh kawat-kawat khusus agar bisa menghantarkan panas dengan baik dan merata,” paparnya.
Dia menambahkan, awalnya dia hanya membuat coil tersebut untuk kebutuhannya sendiri. Namun, dengan keterampilannya dalam melilit coil tersebut, ada beberapa teman yang menyarankannya untuk menjual coil hasil lilitannya. Terbukti kini produk coil miliknya bisa diterima oleh pecinta vape dan bisa mendapatkan omzet hingga puluhan juta per bulannya. “Kalau harga coil per pasangnya itu bermacam-macam, Mas. Ada yang Rp 30.000 per pasang dan ada juga yang Rp 100.000 per pasangnya. Hasil dari penjualan coil ini ya lumayanlah, sekitar Rp 15 juta per bulan,” ungkapnya.
Dia mengaku, dalam melilit kawat hingga menjadi coil vape siap pakai membutuhkan ketelitian dan fokus yang lebih. Hal itu lantaran ukuran kawat yang digunakan cukup kecil dan dalam pelilitannya harus presisi agar dapat menghantarkan panas dengan baik. Kesulitannya dalam melilit kawat coil tersebut, yakni harus teliti agar menghasilkan coil yang berkualitas. “Poin penting dalam melilit kawat coil itu tingkat presisinya dan bahan yang digunakan. Kalau coil baru dipakai beberapa hari terus gosong, berarti kualitas coil itu kurang bagus. Selain itu, pengguna vape juga harus merawat coil seperti membersihkan coil dan memeriksa kondisi kapas agar coil dapat bertahan lama,” pungkasnya. (*/c1/din)