TULUNGAGUNG- Banyak ditemui di Tulungagung kontainer sampah dalam keadaan rusak, namun masih tetap digunakan setiap hari untuk mengangkut sampah. Keadaan yang terbatas membuat keadaan tersebut tak bisa dihindari.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tulungagung, Makrus Manan mengaku, kondisi pengambilan sampah di Tulungagung masih mempunyai keterbatasan. Pasalnya jumlah yang dilayani tidak sebanding dengan sarana prasarana yang dimiliki.
Karena terdapat 169 titik lokasi setiap hari harus diambil sampahnya baik dari masyarakat, pasar maupun fasilitas umum lainnya. Namun, hanya terdapat 89 kontainer sampah untuk melayani pengambilan tersebut, yang tidak terlayani kontainer sampah lantas dilayani dump truck yang jumlahnya tidak banyak.
“89 kontainer tersebut bukan aset pemkab semua, ada aset desa, perusahaan atau instansi lainnya,” katanya.
Sedangkan untuk kondisi kontainer sampah itu sendiri, paling lama dua tahun sudah pasti mengalami kerusakan. Sehingga dua tahun sekali, idealnya sebuah kontainer sampah harus dilakukan perbaikan. Perbaikannya memerlukan biaya besar yakni sampai Rp 20 juta. Selain biaya juga memerlukan waktu, untuk memperbaiki dengan rombak total, paling tidak satu bulan baru selesai.
“Yang jelas tidak bisa diperbaiki satu atau dua hari, butuh waktu. Minimal satu minggu,” katanya.
Dia mengungkapkan, meski keadaannya seperti itu, di satu sisi layanan pengambilan sampah ini tetap harus dilakukan setiap harinya. Agar sampah di masyarakat tidak menumpuk atau ngendon. Sedangkan untuk melakukan perbaikan, harus juga melalui tahapannya dan tidak bisa semuanya langsung diperbaiki, yakni bergantian. Ketika sebuah kontainer sampah memiliki kondisi kerusakan, namun dianggap masih bisa dimanfaatkan juga masih ditoleransi untuk digunakan setiap harinya. Solusinya yaitu ditutup kayu, jaring ataupun tripleks agar sampah-sampah yang dibawa tidak berjatuhan dijalanan.
Belum lagi, apabila kontainer sampah yang mana aset milik pemerintah desa (pemdes) mengalami kerusakan, biasanya mereka (pemdes, Red) juga kesulitan untuk melakukan perbaikan karena proses penganggaran yang tidak mudah.
“Artinya kita memiliki keterbatasan juga pada perbaikan kontainer sampah, sehingga kerusakan kontainer sampah ini susah untuk dihindari. Kalau kerusakan langsung diperbaiki, pengambilan sampahnya juga akan tersendat,” katanya.
Dia mengaku, terdapat beberapa sampah yang terjatuh dijalan saat diangkut. Itu bisa terjadi ketika kontainer sampah dalam kondisi rusak. Kalaupun ada sampah terjatuh, pasti DLH akan melakukan pembersihan oleh tim dimilikinya. “Kita sampaikan ke sopir-sopir yang membawa sampah, kalau sampah dibawa terlalu penuh jangan membawa kendaraan terlalu kencang agar muatan tidak berjatuhan. Kita berusaha semaksimal mungkin,” tutupnya. (mg1/din)