TRENGGALEK – Penanganan potensi longsor di sepanjang jalan nasional Trenggalek-Ponorogo tak dapat ditunda lagi. Sejumlah langkah antisipatif perlu disiapkan semua pihak, tak terkecuali Pemkab Trenggalek. Pasalnya, kejadian longsoran tersebut telah terjadi berkali-kali semenjak musim penghujan.
BACA JUGA : Longsor Parah 5 Titik, Jalur Trenggalek – Ponorogo Putus
Hal tersebut harus segera diantisipasi, sebab tidak menutup kemungkinan kejadian longsor tersebut memakan korban. Ini terjadi karena setiap hari jalur nasional tersebut selalu ramai para pengguna jalan sehingga perlu sekiranya mitigasi bencana untuk mengurangi dampak yang diakibatkan. “Berdasarkan analisis sederhana yang saya lakukan setelah meninjau lokasi, hal ini (longsor di KM 16 hingga 18, Red) tidak bisa dibiarkan karena berpotensi mengakibatkan korban jiwa,” ungkap Pj Sekda Trenggalek Andriyanto.
Dia melanjutkan, untuk hal ini pemkab tidak mau main-main dalam melakukan penanganan. Dengan demikian, perlu adanya kajian akademis guna melakukan penanganan sehingga nantinya ada solusi tindakan penanganan untuk meminimalkan dampak yang terjadi hingga terjadinya korban. “Karena itu, kami akan bekerja sama dengan perguruan tinggi yang berkompeten guna menyusun rencana akademis,” katanya.
Hal tersebut harus dilakukan segera sebab potensi bencana bisa setiap saat muncul, apalagi dengan cuaca tidak menentu seperti saat ini. Dengan adanya penanganan yang dilakukan, masyarakat pengguna jalan akan merasa lebih aman ketika melintas. Maka dari itu, ke depannya pemkab akan berkoordinasi dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) 8 yang berwenang untuk menangani hal tersebut.
Sedangkan untuk sisa material longsor yang masih ada di bahu jalan di beberapa titik, pihaknya akan menugaskan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama satpol PP untuk melakukan pembersihan. Bukan hanya itu, perapian juga dilakukan untuk pohon-pohon di tepi jalan wilayah tersebut yang berpotensi roboh sehingga risiko bencana yang terjadi bisa diminimalkan. “Solusi itu harus dilakukan segera karena kami tidak bisa menunggu, sebab jika menunggu datangnya bencana akan tidak nyaman,” jelas Staf Ahli Gubernur Jawa Timur (Jatim) Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik tersebut.
Sementara itu, beberapa pekerja dari PPK 2.3 BBPJN 8 mulai membersihkan saluran air di bawah tebing, mengingat batuan andesit menyumbat aliran air sehingga tidak bisa mengalir dengan lancar. “Kami mengerahkan beberapa pekerja untuk membuka saluran air yang tersumbat. Mudah-mudahan secepatnya bisa segera selesai,” kata Tono, pengawas jalan PPK 2.3.
Informasi terbaru yang diterima Koran ini, terjadi longsor susulan di KM 15. Kendati demikian, volume material longsor tidak sebesar sebelumnya dan sempat menutup jalan. Itu karena ada sebatang pohon yang ikut terbawa longsoran dan menghalangi jalan. “Ada lokasi baru yang longsor di KM 15. Sempat ada penutupan jalan sekitar 30 menit untuk menyingkirkan material longsor,” terang Kapolsek Tugu AKP Anwar.
Seperti yang diberitakan, hujan yang mengguyur Trenggalek Minggu (13/2) lalu membuat bencana longsor di KM 16-KM 18 jalur nasional Trenggalek-Ponorogo. Akibatnya, jalur lalu lintas ditutup total karena material longsor menutup seluruh bahu jalan. Setelah ditutup selama sembilan jam, akhirnya proses pembersihan selesai dan arus lalu lintas bisa kembali pulih.(jaz/c1/rka)