TRENGGALEK – Kendati Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Trenggalek Ramelan kekeh tidak merespons, Kabid Binamarga DPUPR Trenggalek Joko Widodo kemudian mengklarifikasi terkait isu tak sedap dari proyek peningkatan Jalan Bangunsari-Prapatan, Desa/Kecamatan Pule.
Menurut Joko, tim teknis sudah menguji lab terkait unsur-unsur material peningkatan Jalan Bangunsari-Prapatan, hasilnya pun bagus.
“Dari hasil uji lab kemarin bagus,” kata pria berkacamata itu.
Berkaitan dengan hasil lab, Joko mengaku, proyek peningkatan jalan Bangunsari-Prapatan itu layak untuk dibayar.
“Pertama volume sudah masuk, uji lab sudah masuk, tapi kena denda tak sampai Rp 50 juta,” ujarnya.
Kendati begitu, pihaknya tidak menjelaskan mendetail mengenai denda yang diberikan terhadap penyedia. Apakah karena adanya keterlambatan penyelesaian atau yang lain.
Di sisi lain, ketika menyinggung proyek peningkatan jalan yang telah menelan Rp 184 juta ditemui kerusakan berselang sehari diaspal.
Joko menilai, dari sisi anggaran terbatas sehingga pondasi atas hanya terletak pada spot-spot jalan yang berlubang.
“Karena dana terbatas, ya kita intinya mengoptimalkan anggaran,” ucapnya.
Kendati begitu, pihak DPUPR mengonfirmasi bahwa pada Jumat (30/12/2022) malam, pihak rekanan telah memperbaiki kerusakan, seperti tanda yang diberikan oleh dinas.
“Kemudian ketika ada kerusakan nanti, masih ada kewajiban memperbaiki (rekanan, Red),” tegasnya.
Seperti diberitakan lalu, isu tak sedap proyek peningkatan jalan Bangunsari-Prapatan di Desa/Kecamatan Pule mengekor.
Pihak penyedia aspal dan alat mencium rencana anggaran biaya (RAB) tak mencantumkan pondasi atas di sepanjang proyek jalan. Sedangkan konsultan perencana berdalih sebaliknya.
Divisi Operasional CV Wira Niaga Asphalt Mixing Plant (AMP), Mojokerto, Widho Bayu mengakui bahwa proyek jalan Bangunsari-Prapatan tidak bisa optimal tanpa ada pondasi atas.
“Saya sarankan untuk dipondasi atas dulu, karena dasarnya (kondisi jalan yang sebelumnya, Red) luar biasa jeleknya,” ungkap Widho saat dihubungi via WhatsApp.
Hingga pada Selasa (27/12/2022), CV Wira Niaga sebagai penyedia aspal dan alat pun mengirim bahan dan alat ke lokasi.
Namun proyek jalan Bangunsari-Prapatan tidak di-pondasi atas secara menyeluruh.
“Dipondasi atas hanya sebagian. Informasi dari tim di lapangan, pondasi atas cuma pada lubang-lubang,” ungkapnya.
Dalam teknis kontraktor, pondasi atas merupakan pelapis perkerasan jalan yang berfungsi untuk menahan lapisan aspal hotmix di atasnya.
Menurut Widho, jalan Bangunsari-Prapatan membutuhkan pondasi atas setidaknya dengan ketebalan 15 sentimeter di sepanjang proyek saat meninjau kondisi di lapangan.
“Seharusnya 173 meter di pondasi atas semuanya, risikonya jalan ditutup total dan kendaraan berat tidak boleh melintas,” ujarnya. (tra/rka)