TULUNGAGUNG- Jembatan Lembupeteng menjadi salah satu titik termacet di Tulungagung. Dinas Perhubungan (Dishub) Tulungagung akhirnya melakukan rekayasa lalu lintas (lalin) untuk mengurai kemacetan kemarin (11/7).
Bahkan di hari pertama penerapan rekayasa lalin terdapat belasan pengendara yang melakukan putar balik di tengah jembatan. Padahal di dekatnya terdapat tanda rambu lalu lintas tidak diperbolehkan untuk putar balik.
“Hari ini (kemarin, Red) kami mulai melakukan rekayasa lalin di Jembatan Lembupeteng untuk mengurai kemacetan. Namun masih tahap sosialisasi, jika telah satu bulan kami lakukan evaluasi,” ujar Kepala Dishub Tulungagung, Galih Nusantoro.
Dia melanjutkan, rekayasa lalin yang diberlakukan bagi pengendara yakni, untuk pengguna jalan yang berasal dari sisi selatan sebelah barat jembatan harus langsung ke arah barat dan tidak boleh memotong ke timur. Kemudian, dari sisi timur jembatan tidak boleh langsung ke kanan, namun ke kiri. Supaya tidak terjadi kemacetan ketika mereka melakukan pemberhentian saat menyeberang.
Kemudian yang dari sisi utara sebelah barat tidak boleh ke arah kanan, harus ke kiri atau ke timur. Sedangkan dari sisi timur sebelah utara, dibuatkan water barier dibentuk delta, untuk pengguna jalan dari arah barat bisa masuk ke Jogging Track Sungai Ngrowo melalui sisi sebelah barat water barrier. Lalu, pengguna jalan yang dari Jogging Track apabila ingin ke arah barat harus melewatinya pembatas jalan sebelah timur dan bisa berputar balik ke arah barat. “Jadi memang di Jembatan Lembupeteng diberlakukan larangan putar balik. Jika putar balik hingga mengakibatkan kemacetan, dapat membuat beban Jembatan Lembupeteng bertambah. Apalagi tonase maksimal jembatan hanya 8 ton hingga 10 ton saja, bisa lebih bila macet,” jelasnya.
Masih menurut Galih, aktivitas berkendara masyarakat paling ramai pada pagi hari, sore dan akhir pekan. Pagi hari banyak lalu lalang kendaraan baik motor, mobil, maupun truk yang sedang menuju ke tempat bekerja. Sedangkan sore hari aktivitas pulang bekerja juga memadati jembatan, sedangkan volume kendaraan bertambah pada akhir pekan karena liburan.
Dia menambahkan, adapun pemberlakuan rekayasa lalin kali ini belum bisa dipastikan sampai kapan, yang pastinya masih harus ada evaluasi kedepan, untuk penerapan awal hingga masyarakat terbiasa diprediksikan sekitar 1 bulan kedepan.
Kanit Kamsel Satlantas Polres Tulungagung, Ipda Purwo Harjito menerangkan, pihaknya dengan anggota dishub telah memasang rambu dilarang memutar balik baik di tengah jembatan atau di sisi barat jembatan. “Kalau saya lihat kondisi lalu lintasnya padat merayap. Kendaraan masih bergerak dan untungnya tidak berhenti di jembatan. Ini baru Senin ini dipasang rambu, jika sudah satu bulan dan evaluasi, Unit Turjawali nanti yang menindak,” terangnya.
Sementara itu, menurut warga Kelurahan Kutoanyar Zaenal Arif, rekayasa lalu lintas ini masih belum berjalan efisien. Dia harus berputar balik hingga ke Gor Lembupeteng untuk menyeberang dari sisi utara ke selatan. “Jika telah diterapkan, saya berusaha akan mematuhi,” ungkapnya.
Lalu, menurut pengendara asal Desa/Kecamatan Gondang, Hendra Novias, jika rekayasa lalin ini membuat lalin di Jembatan Lembupeteng dan sekitarnya semakin padat. Apalagi saat melintas tidak ada petugas yang mengarahkan, hanya ada relawan warga saja. Sehingga kebijakan ini perlu sosialisasi agar masyarakat tahu dan terbiasa rekayasa lalin yang diterapkan dishub.(jar/din)