TULUNGAGUNG – Suasana haru menyelimuti keluarga Taufichqurochman Afifudin, warga Desa Ringinpitu, Kecamatan Kedungwaru. Anggota tim asesmen BPBD Jawa Timur yang ditugaskan di Kabupaten Tulungagung ini meninggal dunia usai terlibat kecelakaan di Desa Batangsaren, Kecamatan Kauman, Selasa (18/1).
Banyak yang tidak menyangka dengan kepergian laki-laki 28 tahun ini. Lantaran telah lama aktif dalam bidang tanggap bencana di Kota Marmer, bahkan banyak yang mengapresiasi kinerja Taufiq selama menjadi relawan bencana. “Sebelum meninggal, almarhum baru saja melaksanakan tugas di Semeru. Bahkan hari ini (kemarin, Red) almarhum baru saja melakukan asesmen di korban bencana di Kecamatan Pagerwojo dan Karangrejo,” ungkap Manajer Penanggulangan Bencana Laznas LMI, Susanto.
Santo, sapaan akrabnya, mengenang juniornya itu sebagai salah satu orang yang mengenal Taufich. Dia merasa kehilangan orang yang dikenal selalu ceria, rendah hati, dan selalu mau belajar. Selain itu, Taufich juga sangat cekatan dan responsif. Pasalnya ketika terjadi bencana, dia selalu menjadi orang pertama yang sampai di lokasi bencana dan langsung melakukan asesmen pada korban bencana.
Sementara itu, Kanit laka lantas Polres Tulungagung, Iptu Diyon Fitrianto menjelaskan, kejadian berawal ketika korban hendak pulang dari asesmen korban bencana akibat puting beliung di wilayah Kecamatan Karangrejo pada 12.00 WIB, menggunakan sepeda motor Honda Beat bernopol AG 5470 RAE.
Namun, ketika Taufich sampai di wilayah Desa Batangsaren yang melaju dari arah Pagerwojo menuju Tulungagung Kota, dia terlihat tidak konsentrasi. Bahkan hingga membuatnya terjatuh ke sisi selatan. Belum sempat untuk menyelamatkan diri, tanpa sadar terdapat pikap warna hitam bernopol AG 8246 RO yang dikemudikan Masmuudin, 46, warga Desa Ngunggahan, Kecamatan Bandung.
Pikap tersebut berada di dekatnya dari arah yang berlawanan sehingga kecelakaan pun tidak terhindarkan dan membuat Taufich langsung tidak sadarkan diri. “Dugaan sementara karena Taufich kurang konsentrasi dalam berkendara hingga membuatnya jatuh. Selain itu, kondisi jalan juga licin karena diterpa hujan semalaman. Dia sudah tidak sadarkan diri ketika polisi datang,” jelasnya.
Kemudian Taufich langsung dibawa ke RSUD dr Iskak untuk dilakukan penanganan lebih lanjut. Sesampainya di rumah sakit, dokter yang menanganinya tidak menemukan tanda luka pada tubuh korban. Bahkan juga telah dilakukan penanganan maksimal oleh pihak rumah sakit berupa cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau pijat jantung selama 30 menit, namun tidak ada tanda- tanda kehidupan pada tubuh korban.
Dia melanjutkan, korban meninggal dalam death on arrival (DOA) karena meninggal saat perawatan rumah sakit. Namun kini korban masih dalam proses pemulasaraan dan akan langsung dikebumikan di rumah duka. (jar/c1/din/dfs)