TULUNGAGUNG – Semakin melebarnya lahan pertanian terdampak banjir, petani di Kabupaten Tulungagung banyak yang merugi akibat gagal panen. Sedikitnya 7918 hektare lahan pertanian terdampak banjir.
Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Tulungagung, Gatot Rahayu mengatakan, adanya anomali musim akhir-akhir ini membuat ribuan lahan pertanian terdampak. Sumber dari anomali musim ini adalah curah hujan yang tinggi dan mengakibatkan banjir semakin melebar di Kabupaten Tulungagung.
“Dari 7918 hektare yang terdampak banjir, ada 5280 hektare yang dinyatakan Puso (gagal panen),” kata Gatot Rahayu, Jumat (21/10/22).
Gatot menjelaskan, terjadinya banjir di lahan pertanian diakibatkan adanya luapan air dari sungai dan saluran irigasi yang tersumbat. “Karena saluran tersumbat, jadi air meluap dan membanjiri lahan pertanian,” jelasnya.
Berdasarkan data yang telah diperoleh, jelas Gatot, terdapat 13 kecamatan di Tulungagung yang terdampak banjir dengan tiga tanaman bahan pokok yang paling parah terdampak. Diantaranya yakni, tanaman jagung dengan luasan lahan yang terdampak 5912 hektare dan 3905 hektare diantaranya dinyatakan puso, untuk tanaman padi dengan luasan lahan yang terdampak seluas 462 hektare, serta tanaman tembakau dengan luasan lahan yang terdampak 1230 hektare dan lahan yang dinyatakan puso seluas 1187 hektare.
“Ada 13 komoditi yang terdampak, seperti Padi, Jagung, Kedelai, Semangka dan Melon, Bawang Merah, Terong, Timun, Cabai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Jalar, Tomat, dan Tembakau,” paparnya.
Adanya problematika tersebut, Gatot berharap, agar para petani rutin melakukan pembersihan saluran irigasi. Sedangkan, dalam penanganannya, melalui kelompok tani telah menyediakan pompa air yang digunakan untuk menyedot air yang menggenang.
“Para petani bisa menyedot air yang menggenang menggunakan pompa air. Semua petani sudah memilikinya dan itu bisa dimanfaatkan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Gatot sedang mengupayakan untuk meminta bantuan kepada Kabupaten hingga Provinsi. Hal tersebut bertujuan agar segera mendapat bantuan berupa pemberian bibit tanaman padi untuk petani yang mengalami gagal panen.
“Kita minta bantuan benih padi, karena benih padi lebih cocok jika ditanam saat musim hujan,” pungkasnya. (ain/zaq)