KOTA BLITAR – Harga sejumlah bumbu dapur di pasaran naik seminggu terakhir. Penyebabnya, hasil panen petani menurun akibat cuaca ekstrem yang terjadi beberapa minggu terakhir.
Kenaikan harga terjadi hampir merata pada semua jenis bumbu dapur. Mulai dari bawang merah, bawang putih, hingga kemiri. Namun, kenaikannya tidak terlalu signifikan.
Salah satu pedagang di Pasar Legi, Budi Setiawan mengatakan, harga bawang merah naik sejak seminggu terakhir. Semula harganya Rp 22 ribu per kilogram (kg), kini naik menjadi Rp 25 ribu per kg. “Naik karena dampak curah hujan tinggi sehingga hasil panen menurun,” terangnya.
Harga bawang putih juga naik. Sebelumnya Rp 15 ribu per kg, lalu naik menjadi Rp 16 per kg. Meskipun harga naik, penjualannya tetap stabil. Pun dengan kemiri juga mengalami kenaikan. Pada Rabu (16/11) lalu, harga kemiri masih Rp 32 ribu per kg, kini naik hingga Rp 36 ribu per kg. “Faktor hujan jadi penyebabnya. Kemiri jadi mudah berjamur karena pengeringan lamban,” terangnya.
Hal senada juga diungkapkan pedagang Pasar Legi lain, Ayu. Menurutnya, harga bawang merah fluktuatif. Pekan lalu harganya mencapai Rp 30 ribu. Setelah itu, turun hingga Rp 23 ribu. “Kemarin naik lagi hingga Rp 26 ribu. Mungkin karena faktor cuaca sehingga petani gagal panen,” terangnya.
Tak hanya bumbu dapur, harga beberapa bahan pokok juga ikut naik. Seperti beras, kini dijual dengan harga Rp 57 ribu per 5 kg, semula dijual seharga Rp 55 ribu. Kemudian, minyak goreng (migor) yang sebelumnya dihargai Rp 12.700 per liter, kini naik menjadi Rp 13.500 per liter.
Sementara itu, harga daging masih stabil. Saat ini harganya berkisar Rp 100-120 ribu per kg. Tergantung jenis daging. “Kalau daging kelas 1 itu Rp 120 ribu per kg, sedangkan untuk tetelan Rp 60 ribu per kg,” ungkap pedagang daging Pasar Legi, Zumrotul Fitria, kemarin (18/11). (mg1/c1/sub)