TRENGGALEK – “Susu” (duit) sekitar Rp 1,2 miliar (M) ternyata tak cukup menyelesaikan pembangunan pujasera. Bahkan, bangunan yang berada di dekat Pasar Pon masih butuh Rp 2 M lagi.
Rencananya, Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Trenggalek akan melanjutkan pembangunan pada perubahan anggaran keuangan (PAK) 2022.
Kepala Dinas PKPLH Muyono Piranata menjelaskan, taman dan pujasera baru itu dibangun sebagai fasilitas tambahan pendukung Pasar Pon. Maka dari itu, model dan desain taman dibuat selaras dengan bangunan pasar tradisional berkonsep modern itu.
“Area taman mulai kami bangun tahun lalu dengan anggaran sekitar Rp 1,2 M,” kata Muyono.
Namun, kata dia, pembangunan itu masih sebatas pada taman. Khususnya untuk pembangunan pujasera yang rencananya akan dilanjutkan di tahun ini, dengan catatan adanya anggaran yang tersedia.
“Masih butuh sekitar Rp 2 M untuk menyelesaikan pembangunan taman maupun pujasera ini,” sambung dia.
Dengan begitu, taman tersebut masih ditutup untuk umum karena menunggu pembangunan taman dan pujasera rampung 100 persen.
“Taman ini dilengkapi dengan jogging track dan fasilitas wahana permainan untuk anak-anak. Nantinya, taman ini akan terintegrasi dengan pasar. Jadi, lokasi parkir bagi warga yang ingin ke taman menjadi satu dengan lokasi parkir di Pasar Pon,” pungkasnya.
Sementara itu, Bambang, warga Kecamatan Trenggalek menganggap fasilitas taman tersebut cukup menarik untuk didatangi. Dari pandangan mata, dia melihat keberadaan taman itu berpotensi menjadi tempat jalan-jalan masyarakat sekitar kota Trenggalek.
“Apalagi kalau nanti ada pujaseranya. Mungkin akan lebih bagus. Tapi sayang, sekarang tamannya belum dibuka,” kata Bambang.
Dikonfirmasi berbeda, politikus PKB Sukarodin sempat mengatakan, pembangunan pujasera di dekat Pasar Pon dalam kondisi kini sangat diperlukan, mengingat Presiden RI Joko Widodo menginstruksikan program pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19.
Artinya, prioritas saat ini seharusnya untuk memulihkan kondisi perekonomian masyarakat. Dalam hal ini, masyarakat pedagang bisa memanfaatkan fasilitas itu untuk berjualan. “Lebih baik rencana anggaran itu untuk meningkatkan perekonomian kita,” ucapnya. (tra/c1/rka/dfs)