TULUNGAGUNG – Anggaran eliminasi tuberkulosis (TB) dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung pada tahun 2022 ada sekitar Rp 450 juta. Anggaran tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan anggaran di tahun-tahun sebelumnya. Itu dikarenakan penurunan tren kasus penyakit tersebut dan kebijakan pemerintah yang berfokus untuk menanggulangi wabah Covid-19.
Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Tulungagung, Muhroji mengatakan, pihaknya optimistis anggaran eliminasi TB kembali meningkat di tahun 2023. “Tahun ini memang sedikit, karena ya itu, varian Delta itu mungkin menghabiskan anggaran yang banyak. Akibatnya, untuk anggaran 2022 lainnya banyak yang dipangkas,” jelasnya, Rabu (6/4).
Dia mengaku, sedangkan rincian alokasi anggaran eliminasi TB yakni diperuntukkan untuk kegiatan memperingati TB Day, sosialisasi, dan skrining. Kemudian, kegiatan validasi data sistem informasi TB (SITB), kegiatan sosialisasi dan skrining di lembaga pemasyarakatan (lapas), evaluasi kohort pasien tuberkulosis resisten obat (TB RO), monev bagi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Dokter Praktik Mandiri (DPM), serta pertemuan jejaring untuk kecamatan kelurahan. “Tujuannya adalah agar kita dapat bersinergi dengan layanan terkait laporan dan evaluasi,” paparnya.
Lanjut dia, sebenarnya target kasus yang terduga TB atau suspek di Tulungagung ada sekitar 12.000 kasus. Namun, kasus TB yang pergi ke layanan kesehatan sekitar 4.000 pasien atau hanya sekitar 30 persen dari target. Dengan begitu, ada sekitar 8.000 pasien yang belum terjamah dan siap menularkan kepada siapa saja. “Dari 4.000 pasien yang datang ke layanan kesehatan, yang menjadi kasus indeks TB atau positif TB hanya sekitar 781 pasien,” ujarnya. (mg2/c1/din)