KOTA BLITAR – Pelaksanaan ibadah haji terus berlangsung. Setelah menunaikan rangkaian kegiatan di Madinah, sebanyak 337 jemaah haji asal Bumi Penataran yang tergabung dalam kloter 12, kini tengah bersiap menuju Padang Arafah. Yakni untuk melaksanakan wukuf, Sabtu (9/7). Namun, dua jemaah diketahui batal melakukan safari wukuf.
Ketua kloter 12, Syaikul Munib mengatakan, dua jemaah di kloternya itu tak bisa melaksanakan wukuf secara mandiri lantaran stroke. Namun, sebelumnya mereka mengikuti ibadah secara lancar. Mereka juga sudah mendapat perawatan dari Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
“Ada dua jemaah yang direkomendasikan untuk safari wukuf. Sekarang masih menunggu rekomendasi dari KKHI,” ujar Syaikul Munib, kemarin (5/7).
Untuk diketahui, safari wukuf merupakan proses ibadah yang dilaksanakan saat puncak haji. Safari ini dikhususkan bagi jemaah yang mengalami sakit sehingga tak bisa leluasa melaksanakan rukun haji di Padang Arafah. Nah, jemaah haji yang sebelumnya dirawat di KKH, bakal dibawa ke Padang Arafah menggunakan kendaraan khusus.
Munib melanjutkan, hingga kemarin pihaknya masih menunggu rekomendasi dari KKHI. Menurut dia, ini menjadi solusi terbaik agar jemaah haji tetap bisa melakukan ibadah, meski kondisi fisik sedang tak mumpuni.
Ditanya soal kesehatan jemaah lainnya, Munib memastikan tak ada kendala. Namun, dia sempat mendapati sejumlah jemaah yang mengalami hilang kesadaran, tensi darah tinggi, hingga kadar gula darah tinggi. Tak hanya itu, batuk dan pilek kini tengah menyerang sejumlah jemaah. Menyikapi kondisi itu, Munib meminta jemaah rutin mengonsumsi air mineral dan vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh.
“Ada yang agak tinggi tensinya dan butuh penanganan khusus. Memang beberapa jemaah sebelumnya sempat kami rujuk ke KKHI. Sekarang sudah lebih baik kondisinya,” terangnya.
Sebagai informasi, sebelumnya rombongan jemaah haji Bumi Penataran mengeluhkan adanya cuaca ekstrem di Madinah. Bahkan, suhu di sana mencapai 50 derajat Celsius. Untuk antisipasi dehidrasi, jemaah getol mengonsumsi air mineral. Meski begitu, mereka sudah beradaptasi dengan cuaca.
“Alhamdulillah, suhu sudah nyaman dibanding di Medinah kemarin. Sesuai jadwal, kami akan tiba di Indonesia 23 Juli mendatang,” tandasnya. (mg2/c1/wen)