KABUPATEN BLITAR – Sektor ekonomi menjadi salah satu prioritas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar. Karena alasan ini pula, Bupati Rini Syarifah merespon cepat kunjungan dari Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia (RI) untuk Kenya, kemarin (17/7). Selain komoditas unggulan daerah, beragam produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) juga dipamerkan.
Rombongan yang dipimpin langsung Dubes RI untuk Kenya, Mohamad Hery Saripudin ini tiba di Pendapa Ronggo Hadinegoro sekitar pukul 10.20. Ikut dalam rombongan ini pengusaha internasional serta beberapa jurnalis dari salah satu negara Afrika Timur itu. Mereka disambut langsung oleh Bupati Rini dan Wabup Rahmat Santoso, serta beberapa kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkup Pemkab Blitar.
Usai menyematkan udeng cakra palah dan batik khas Kabupaten Blitar, rombongan langsung diajak ke bagian belakang pendapa. Di lokasi ini ada ratusan produk unggulan yang sudah disiapkan untuk dicicip. Hery dan rombongannya tampak antusias melihat dan menikmati karya dan produk warga Bumi Penataran tersebut. “Ini melon organik produksi petani lokal kita,” ujar Bupati Rini, sembari menyodorkan buah berdaging oranye tersebut kepada para tamu.
Bupati Rini Syarifah menegaskan, ada banyak potensi di Kabupaten Blitar. Selain komoditas pertanian dan peternakan, produk UMKM, ada banyak destinasi wisata alam maupun buatan yang menjadi unggulan daerah. Untuk itu, pihaknya berharap pengalaman berkunjung di Kabupaten Blitar bisa disampaikan kepada sanak saudara serta rekan-rekan. “Jadi pak Dubes dan rombongan, sebelum pulang borong produk UMKM serta kunjungi lokasi wisata Blitar,” ajaknya.
Menurut dia, pemerintah daerah kini sedang konsisten menggarap sektor ekonomi. Salah satunya dengan program one village one product (OVOP). Pemerintah mendorong setiap desa untuk memiliki produk unggulan yang disesuaikan dengan wilayah masing-masing. Secara berkala dilakukan pembinaan terhadap pelaku usaha kecil di desa-desa tersebut agar produk yang dihasilkan memenuhi standar kelayakan.
Lebih lanjut, Bupati Rini juga berharap potensi yang ada di Bumi Penataran tersebut bisa menjadi salah satu komoditas ekspor, utamanya ke Republik Kenya. “Selanjutnya kami butuh dukungan bapak ibu (rombongan Dubes, Red) agar protensi Kabupaten Blitar dipromosikan di Kenya,” harapnya.
Sementara itu, Dubes RI untuk Kenya, Mohamad Hery Saripudin mengatakan, Bung Karno menjadi salah satu inspirator masyarakat Kenya, karena dianggap menjadi inspirator upaya kemerdekaan untuk Kenya. Disisi lain, saat ini negara tersebut sedang gencar mendorong partipsipasi perempuan dalam berpolitik. “Kalau di Kenya saat ini masih memperjuangkan kesetaraan gender, di Indonesia sudah menerapkan. Makanya kami bawa jurnalis untuk menunjukkan bahwa di Indonesia ada banyak perempuan yang berhasil dalam kiprahnya di dunia politik,” ujarnya.
Menurut dia, ini juga menjadi salah satu momen yang membawa manfaat untuk sektor ekonomi. Artinya, ada peluang saling menguntungkan yakni pedagangan antara Kabupaten Blitar dengan kota Nairobi, Kenya, dimana Kenya memiliki pelabuhan Mombasa, sebagai pintu gerbang laut ke negara-negara Afrika Timur khususnya. “Nah, menurut saya bagaimana orang bisa melakukan kegiatan perdagangan kalau tidak kenal, karena itu peran media agar informasi itu tidak dari saya. Kalau saya yang ngomong produk Blitar ya jelas kurang dipercaya, karena saya kan orang Indonesia. Jadi biar orang mereka sendiri yang ngomong, makanya saya ajak para jurnalis mereka,” terangnya.
Disinggung apa saja produk Kabupaten Blitar yang bisa berpotensi masuk ke kenya? Hery mengatakan, semua produk bisa masuk. Baginya, pasar itu bisa diciptakan. “Jadi tinggal bagaimana kita melihat pasar, kalau follower tentu selamanya keuntungannya kecil, tapi kalau sebagai leader trendsetter tentu berbeda,” tegasnya.
Diujung rangkaian kunjungan ini, Bupati Rini Syarifah dan Wabup Rahmat Santoso menjalani sesi wawancara dengan para jurnalis Kenya. Pemerintahan dan politik menjadi salah satu isu dalam wawancara yang akan dipublikasikan di Kenya itu. (hai/ady)