KOTA BLITAR – Ratusan siswa SMP 5 Blitar mulai menempati bangunan eks SMP 10 Blitar. Gedung lawas yang terletak di Jalan Widuri, Kelurahan Tlumpu, Kecamatan Sukorejo itu sudah disulap lebih resik. Sayangnya, sarana prasarana (sarpras) di sana belum komplit.
Pantauan koran ini, kemarin (4/1), akses menuju sekolah cukup rawan karena kerap dilalui kendaraan berat. Di samping itu, belum adanya rambu Zona Selamat Sekolah (ZoSS). Padahal, sarpras ini penting untuk meminimalisir kecelakaan lalu lintas. Di lokasi yang ada hanya sejumlah traffic cone yang terpasang di tengah jalan.
Salah seorang wali siswa berinisial H mengatakan, sekolah dan pemerintah harus memprioritaskan keselamatan anak didik. Sebab, saat anak bersekolah itu sudah menjadi tanggung jawab sekolah. Otomatis, sarpras perlindungan keselamatan di jalan perlu dioptimalkan. “Dengan begitu, anak belajar aman dan nyaman. Gedung sebelumnya kan masuk kompleks, jadi aman. Kalau yang ini (gebung baru) juga bagus, tetapi perlu zona aman,” ujarnya.
Menanggapi kondisi tersebut, Kepala Bidang (Kabid) SD dan SMP Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Blitar Jais Alwi Mashuri mengungkapkan, sejumlah sarpras di gedung baru tersebut memang masih perlu peningkatan. Termasuk, melengkapi rambu lalu lintas yang sesuai di lingkungan pendidikan.
Pria berkaca mata ini membenarkan bahwa lokasi gedung baru itu masuk gang dan dekat dengan jalan raya. Untuk itu, pihaknya berkoordinasi dengan dinas perhubungan (dishub) untuk melengkapi rambu lalu lintas. Selain ZoSS, pihaknya juga memerlukan zebra cross serta lampu flashing. “Itu segera kami lengkapi karena memang rawan dengan lalu lintas anak-anak,” janjinya.
Sementara itu, untuk kondisi di lingkup sekolah sudah mumpuni. Ratusan siswa yang menghuni 24 kelas di tiga jenjang itu mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) sejak akhir tahun 2022 lalu. Meski begitu, dispendik masih harus meningkatkan kapasitas daya listrik.
Saat ini, daya listrik di gedung baru itu masih rendah jika dibandingkan dengan daya di gedung lama. Dia tak bisa memperkirakan berapa besaran yang diperlukan. Minimal bisa menyamai kebutuhan listrik di gedung lama sehingga kinerja kembali optimal.”Kami tambah dayanya. Karena masih beda jauh dengan bangunan lama sekitar 33.000 VA. Sekarang belum segitu,” terangnya.
Meski sarpras masih minim, pembelajaran siswa tidak terganggu. Sedangkan gedung lama yang terletak di Jalan Soedanco Supriyadi sudah dikosongkan. Nantinya, seluruh aset akan dilimpahkan ke dinas parisiwata dan kebudayaan (disparbud) untuk dibangun destinasi wisata Museum PETA.
Untuk diketahui, rehabilitasi eks SMP 10 Blitar sudah berlangsung sejak Juli 2022 lalu. Proyek ini menelan anggaran sekitar Rp 1,33 miliar dan rampung akhir 2022 lalu. Nah, satu lembaga yang bakal direlokasi adalah SMPN 6 Blitar. Sekolah ini akan dibangun besebelahan dengan Kantor Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan dengan sistem multiyears. Estimasi total anggaran untuk pembangunan SMPN 6 Blitar mencapai sekitar Rp 43 miliar. (luk/sub)