TULUNGAGUNG – Perasaan trauma menyelimuti keluarga Masrokim, 28, warga Desa Boro Kecamatan Kedungwaru, karena satu keluarganya menjadi korban kecelakaan maut Minggu pagi (27/2). Namun syukurnya nyawa keluarganya masih terselamatkan, meskipun salah satu buah hatinya sempat kritis.
Kini Masrokim dan anak perempuan pertamanya bernama Aisyah Azahra telah beristirahat di rumahnya, usai pulang dari perawatan di RSUD dr Iskak pada Minggu malam. Kondisinya berangsur membaik, dari keterangan keluarga mereka asupan makannya terjaga, namun belum bisa diajak berbicara banyak.
“Ada empat keluarga saya jadi korban kecelakaan ini. Selain Masrokim dan Aisyah, terdapat istrinya bernama Ida Susanti, 33, dan anak keduanya bernama Furi Aulia Wandira yang masih berumur 3 tahun,” ujar paman dari Ida bernama Suyoto.
Masrokim sendiri mengalami luka pada punggung, leher, dan kakinya. Sedangkan Aisyah hanya mengalami syok dan luka beset, sehingga mereka berdua dapat segera untuk dirujuk pulang. Kondisi terparah dirasakan Furi Aulia yang mengalami patah tulang hingga dilakukan penganan operasi. Lalu, sang ibu mengalami luka-luka pada bagian dadanya.
Dari pengakuan Suyoto jika yang bekerja di pabrik plastik itu hanya Ida saja, namun karena rekreasi itu diperbolehkan untuk membawa keluarganya. Sehingga suami dan kedua anaknya juga ikut dalam rombongan. Namun kepergian satu keluarga itu, tidak berpamitan kepada Suyoto sebagai paman dan mereka juga tidak pamit bapaknya, hanya berpamitan dengan sang ibu.
“Saya dari pihak keluarga belum merasa mendapatkan jaminan dari siapapun. Jasa Raharja belum ada petugas, namun tidak tahu bila menemui anggota keluarga lainnya. Dari pihak pabrik kabarnya akan ganti rugi juga,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Divisi Pelayanan Jasa Raharja Pusat, Haryo Pamungkas menjelaskan bila jasa pihaknya telah memberikan santunan kepada korban kecelakaan bus Harapan Jaya dengan KA Dhoho, yang menyebabkan 14 orang luka-luka dan 6 meninggal dunia.
Untuk 5 korban yang meninggal dunia, sudah mendapatkan santunan masing–masing sebesar Rp 50 juta. Lalu, untuk tambahan korban yang meninggal dunia pihaknya baru mengetahui, sehingga masih akan proses klaim. Sedangkan untuk yang mengalami luka-luka mendapatkan santunan sebesar Rp 20 Juta.
“Untuk yang meninggal dunia santunan sudah di klaimkan dan diberikan kepada pihak ahli waris, dan untuk yang luka-luka juga sudah diberikan kepada pihak keluarga. Kami proses sejak Minggu,” katanya.(jar/din)