KABUPATEN BLITAR – Gempuran pandemi Covid-19 kurun waktu dua tahun terakhir membuat pelaku usaha menjerit. Pasalnya, dampak yang mereka rasakan cukup tinggi. Tak terkecuali bagi penjual busana dan pernak-pernik di tempat wisata. Mereka mengaku sempat tak bisa leluasa berjualan lantaran aktivitas tempat wisata yang diperketat.
Sugeng, salah seorang penjual baju di Pantai Serang, Kecamatan Panggungrejo mengatakan, minat beli masyarakat meningkat sekitar 30-40 persen. Kondisi itu terasa ketika memasuki akhir pekan. Meski penjualan belum meroket seperti yang diharapkan, tapi menurutnya ada perkembangan lebih baik. Itu jika berkaca dua tahun sebelumnya. Saat itu, Covid-19 merajalela dan dengan ruang gerak di tempat wisata terbatas.
“Kalau penjualan, sekarang sudah lebih bagus. Tapi belum sepenuhnya maksimal. Karena kondisi ekonomi juga. Habis orang hajatan dan belum ada panenan. Kalau di desa kan pengaruh. Beda kalau di kota,” ujar Sugeng beberapa waktu lalu.
Pria ramah itu melanjutkan, tak sedikit wisatawan yang ke pantai hanya untuk makan dan menikmati suasana pesisir. Karena itu, tak jarang dia kerap mengeluh dengan pasang surut omzet penjualan. Meski begitu, memasuki tahun ini dia menilai bahwa kondisi kesehatan masyarakat terus membaik sehingga memperkecil kasus Korona. Dia optimistis, sepanjang tahun ini bakal lebih menguntungkan.
“Walaupun sempat kesusahan juga karena tidak laku, tapi sepertinya sekarang ekonomi sudah lebih baik. Apalagi kalau dibanding (tahun) kemarin, budrek juga,” jelasnya.
Senada dengan Sugeng, salah seorang penjual kuliner ikan asap di Pantai Serang, Yuliati mengaku penjualannya terus meningkat. Bukan hanya di tempatnya berjualan, tapi juga dirasakan rekan lain. Keuntungan pun tak hanya didapat saat akhir pekan. Pasalnya, peringatan acara penting dan hari besar turut membawa peluang tersendiri.
Kreativitas penjual juga menjadi faktor utama mendongkrak omzet, tapi harus mengamati situasi keramaian pantai. Apabila pengunjung padat, dia tak segan membuat menu baru. Selain sebagai umpan pembeli, langkah ini dia terapkan agar stabilitas ekonomi di tempat wisata pantai terus berkembang pascapandemi.
“Siapa yang nggak sedih? Wisata ditutup, pedagang mau makan apa? Pemerintah, saya kira lebih paham dengan ini semua. Alhamdulillah, tapi sekarang lebih baik, kuliner mulai dilirik lagi,” ungkapnya.
Sekretaris Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Blitar Arinal Huda mengatakan, tempat wisata kini sudah mulai longgar sehingga bisa menjadi peluang sebagai pemulihan perekonomian warga. Dia tak memungkiri bahwa sempat terjadi penurunan pendapatan, imbas pandemi. Kasus yang mulai landai harusnya menjadi kesempatan membuka peluang meningkatkan minat beli.
Dibandingkan tahun lalu di periode yang sama, pengunjung tempat wisata kini meningkat drastic. Yakni sekitar 30,68 persen. Artinya, tren pariwisata kembali bergeliat. Arinal berharap kasus Covid-19 terus terkendali sehingga menjadi pelecut sektor pariwisata yang sempat melempem.
“Meski sekarang agak longgar, tapi tetap prokes yang utama. Kami terus memantau situasi pandemi pada sektor pariwisata yang berkaitan. Tahun ini semoga dampak lebih baik,” tandasnya. (luk/c1/wen)