TULUNGAGUNG – Unit instalasi pengolahan air Jatiwekas milik Perumda Tirta Cahya Agung Tulungagung mengalami tekor. Untuk mengatasinya diperlukan anggaran perbaikan sekitar Rp 19 miliar (M).
Direktur Utama Perumda Tirta Cahya Agung Tulungagung, Joko Purnomo mengaku, instalasi pengolahan air milik perusahaan pelat merah di Jatiwekas, Kecamatan Pagerwojo ini kondisinya tidak maksimal lagi. Padahal unit tersebut melayani tujuh kecamatan. Di antaranya, Kecamatan Kauman, Karangrejo, Kedungwaru, Tulungagung, Sumbergempol, Boyolangu, dan Gondang, dengan total belasan ribu pelanggan.
“Instalasi pengolahan air di Jatiwekas kini kondisinya tekor. Idealnya 190 liter per detik air bersih kurang lebih melayani 14 ribu pelanggan, namun kini instalasi pengolahan air di Jatiwekas melayani 16 ribu pelanggan. Jika dihitung, kita tekor sekitar 2 ribu pelanggan,” katanya.
Dia mengatakan, untuk itu pihaknya mengajukan usul pergantian pipa transmisi di unit produksi Jatiwekas Kecamatan Pagerwojo, sekaligus penggantian pipa transmisi distribusi di Kecamatan Rejotangan. Usulan yang dilakukan melalui program Neighborhood Upgrading and Shelter Project (NUSP) dari pemerintah pusat. Melalui usulan tersebut, pihaknya akan mendapatkan anggaran dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) serta anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dengan total Rp 19 M. Rincian pembagiannya, 60 persen dari APBN dan 40 persen dari APBD.
“Karena ada program itu, kami ajukan ke bupati dan beliau (Bupati Tulungagung, Red) sudah menyetujui. Nantinya anggaran tersebut akan digunakan untuk penambahan kapasitas debit air di Pagerwojo dan perbaikan pipa di Rejotangan,” jelasnya.
Dia menjelaskan, nantinya perbaikan di Pagerwojo akan dilakukan dengan memberi tambahan pipa transmisi berdiameter 200 sepanjang kurang lebih 8 kilometer (km). “Kita maksimalkan intake bawah yang sebelumnya tidak digunakan, juga ada tambahan pipa transmisi,” katanya.
Sedangkan untuk perbaikan di Rejotangan dilakukan dengan pergantian pipa transmisi. Alasannya, lanjut dia, karena pipa yang digunakan pada instalasi pengolahan tersebut masih terbuat dari pipa Asbestos Cement Pipe (ACP). Kelemahan dari ACP adalah jika terjadi kebocoran pipa. Perbaikan sulit dilakukan lantaran onderdil pipa sudah tidak dijual.
Dia melanjutkan, dengan perbaikan pada dua unit pengolahan air yang dimiliki, PDAM Tirta Cahya Agung ditargetkan untuk bisa memperoleh sekitar 3.500 pelanggan baru dalam jangka waktu dua tahun. Untuk Pagerwojo nantinya ditargetkan bertambah sekitar 2.000 pelanggan, sedangkan di Rejotangan 1.500 pelanggan. Sesuai rencana, pekerjaan dimulai Oktober tahun ini dan selesai tahun 2023 mendatang.
“Yang sulit di Tulungagung adalah pencarian pelanggan atau menambah sambungan rumah, karena kondisi sumur penduduk masih bagus, beda dengan kota-kota besar,” katanya. (mg1/c1/din)