TULUNGAGUNG – Menjadi orang nomor dua di Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo masih suka belanja di pasar tradisional. Jumat (8/7/22) sore, GS-singkatan Gatut Sunu Wibowo memilih sayuran di Pasar Ngemplak, Tulungagung.
Dia membantah jika hal itu dilakukan untuk pencitraan saat redaksi radartulungagung.co.id mengkonfirmasi via WhatsApp. Menurut dia, belanja di pasar tradisional sudah biasa dilakukan sejak sebelum menjabat jadi Wabup. Bahkan dia mengaku kebiasaan belanja itu sudah dilakoni sejak masih kecil.
“Kegiatan seperti ini sudah terbiasa saya lakukan sejak kecil untuk belanja di pasar tradisional, bahkan sebelum saya duduk di jabatan sekarang ini. Saya sudah terbiasa belanja di Pasar Ngemplak karena karyawan saya banyak, biasanya saya ditemani sopir agak malam, he he he orang kecil seperti kami turun ke pasar sudah hal biasa dan tidak dibuat-buat untuk pecitraan,” tutur Gatut Sunu.
Aksi blusuk-an ke pasar ini, Gatut menjelaskan niatnya, bahwa dirinya mempersiapkan belanjaan untuk acara masak besar saat hari raya kurban. Gatut Sunu mengaku tradisi masak-masak sudah dijalani sejak 20 tahun lalu.
“Besuk lusa itu kan mau masak besar setelah Korban, 20 tahun ini di waktu kurban selalu kami persiapkan masak besar dan masyarakat sekitar kami biasanya ngumpul rewang ikut membantu jagal, brandum, membantu nimbangi daging korban bersama bergotong royong sampai selesai dan biasanya keluarga besarnya diajak ikut gabung membantu kesibukan kami,” paparnya.
Di Pasar Ngemplak, Gatut Sunu yang memakai baju putih dan celana hitam, dengan alas kaki sandal, mengaku lebih banyak belanja bumbu masak. Yang nantinya akan di gunakan saat masak besar bersama keluarga, karyawan dan warga sekitar di rumahnya Desa Gandong, Kecamatan Bandung, Tulungagung.
“Ada brambang, lombok, kencur lengkuas , bawang pre ,daun salam, kunir , daun seledri dll,” jelas Gatut.
Dan dia memempertegas lagi soal aksinya belanja di pasar bukan aksi yang dibuat untuk pencitraan. Melainkan kebiasaan yang sudah dilakoni sejak lama. “Waktu kulo sekolah di SMA , kulo kost selama 3 tahun masak piyambak dan waktu itu selalu belanjanya di pasar Sore , masak lodeh tewel , lodeh kacang dan yg paling saya suka adalah lodeh koro krupuk, maklum bapak saya Guru SD dan harus ngragati adik2 saya yang semua harus kuliah, sehingga semuanya harus ngirit,” kenangnya. (zaq/and)