KOTA BLITAR – Nongkrong bersama teman-teman bisa mempererat persaudaraan. Hal itulah yang dirasakan Aryasatya Tanjung Pratama. Terlebih, dia bersama rekan-rekannya punya satu kesamaan, pencinta vespa klasik. Cukup banyak cerita lucu selama mengaspal naik vespa.
Arok, sapaannya, tak begitu saja suka vespa. Namun, berawal dari ayahnya yang memiliki motor berbodi besi itu. Arok sering diajak jalan-jalan. Seiring berjalan waktu, dia suka dengan motor tersebut.
“Suka karena sejak kecil selalu naik vespa. Ke mana-mana ikut ayah dan banyak kenangan untuk saya,” ungkapnya.
Dia mengatakan, kini seiring bertambahnya usia, semakin banyak rekan sesama pencinta vespa klasik. Itu semakin membuat Arok semangat. Baginya, ada solidaritas tinggi antarsesama pencinta vespa. “Kalau bahas vespa, memiliki filosofinya sendiri, seperti di jalan pasti selalu menyapa. Sering membantu bila pengendara vespa lain mengalami kesulitan,” jelasnya.
“Tentang kehidupan, vespa, dan yang pasti hidup jangan terlalu dibawa serius. Enjoy aja,” imbuhnya.
Merawat vespa merupakan karya seni tersendiri bagi sang pemilik. Sebab, merawat vespa tua harus memiliki kesabaran cukup tinggi. Banyak juga pengalaman lucu yang dialami Arok bersama motor vespanya. Busi meledak, setang patah karena jalan rusak, kopling dipindah di kaki, dan lain sebagainya.
Dia tak menampik, merawat vespa terkadang harus merogoh kocek lebih dalam. Namun, itu bukan halangan lantaran sudah gandrung dengan vespa. (ryo/c1/wen)