TULUNGAGUNG – Perpanjangan masa pengambilan personal indetification number (PIN) pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun 2022 ini menimbulkan beragam efek terutamanya pada sekolah berstatus swasta. Yakni terancam akan kesulitan mendapatkan siswa.
Masa pembagian PIN sebelumnya ditetapkan pada 2 Juni sampai 18 Juni. Namun kini diperpanjang hingga 4 Juli. “Diperpanjangnya masa pengambilan PIN dikarenakan banyak lulusan siswa SMP belum mengambil PIN,” jelas Humas PPDB SMAN 1 Boyolangu Muhamad Hasan, kemarin (22/6).
Lanjut dia, jumlah calon siswa baru yang mendaftar PPDB di SMAN 1 Boyolangu dan telah diverifikasi sebanyak 246 siswa. Pembagian PIN calon siswa baru merupakan wewenang dari provinsi. Sehingga dari sekolah tidak mengetahui PIN calon siswa baru berasal dari mana saja. Di SMAN 1 Boyolangu terdapat 12 kelas. Namun tidak mengetahui dalam satu kelas akan diisi berapa anak. “PIN itu pembagiannya dari provinsi jadi kita tidak tahu dari kemana saja,” paparnya.
Dia menambahkan, PIN yang diberikan kepada calon siswa baru hanya bisa digunakan pada salah satu tahap jalur pendaftaran yang akan dituju. Berbeda dengan tahun lalu, PIN calon siswa baru bisa digunakan pada semua tahapan pendaftaran. Jika akan mengambil PIN, calon siswa baru harus jeli. Sedangkan tahapan PPDB tahun ini akan dibagi menjadi lima tahapan. Adapun tahapan tersebut yaitu tahap satu SMA, tahap dua prestasi nilai rapor SMA, tahap tiga SMK, tahap empat zonasi SMA dan tahap lima zonasi SMK. “Kalau tidak begitu, calon siswa baru tidak akan bisa mendaftar. Temuan-temuan kamarin seperti itu, ada calon siswa baru tidak mendaftar karena perihal itu,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala SMK PGRI 1 Tulungagung, Sumarsono mengatakan, sangat menyayangkan diundurnya masa pengambilan PIN calon siswa baru tersebut. Lantaran mempengaruhi lembaga pendidikan yang dinaungi kesulitan dalam mendapatkan siswa.
SMK PGRI 1 Tulungagung telah membuka pendaftaran secara online dan offline mulai dari Januari lalu untuk menanggulangi permasalahan tersebut. “Kini calon siswa baru yang telah mendaftar di SMK PGRI 1 Tulungagung ada sekitar 100 peserta didik,” katanya.
Lanjut dia, akhir-akhir ini minat calon siswa baru untuk bersekolah di sekolah swasta mengalami penurunan. Dari tahun 2020 serta tahun 2021 siswa di SMK PGRI 1 Tulungagung mengalami penurunan. Awalnya sekitar 8 kelas sekarang hanya tersisa sekitar 6 kelas. Dari pihak sekolah telah mengupayakan agar terus meningkatkan minat calon siswa baru untuk mendaftar. “Kalau masalah prestasi baik akademik maupun nonakademik kita sangat bisa bersaing,” tutupnya. (mg2/din)