KABUPATEN BLITAR – Usai meneken kontrak, jajaran pelatih dan pemain PSBI Blitar mulai bicara soal persiapan kolektif. Seperti terlihat pada Kamis dan Jumat kemarin (22/7). Tim berseragam merah-putih ini langsung menggelar uji coba melawan dua tim lokal.
Uji coba pertama digelar pada Kamis (21/7) sore di lapangan Desa Pojok, Kelurahan Garum. Tim lokal, Amerygo FC, menjadi lawan dalam laga uji coba pembuka ini. Hasilnya, PSBI Blitar mampu menundukkan lawan dengan skor 3-0. Selanjutnya, laga uji coba kembali digelar pagi kemarin. Tepatnya di lapangan Kelurahan Kauman, Kecamatan Kepanjenkidul. Dihadapkan dengan klub amatir PSAG Bakung, Singo Lodro (julukuan PSBI Blitar), menang dengan skor jomplang 15-0.
Ditemui usai laga, juru taktik PSBI Blitar, Yongki Kastanya mengaku sangat mengapresiasi performa anak asuhnya. Pasalnya, sebagian besar pemain yang ada di dalam tubuh tim kini adalah pemain dari luar daerah. Mulai Tulungagung, Ngawi, Kediri, Malang, Sidoarjo, hingga Surabaya. “Tapi, saya lihat anak-anak sudah mulai nge-blend dan padu. Padahal, mereka dari latar belakang klub yang berbeda-beda,” ujarnya.
Meski begitu, pelatih tak ingin buru-buru puas dengan hasil di dua laga uji coba yang sudah dilakoni. Pasalnya, mereka melawan tim yang punya kualitas di bawah PSBI. Jadi, hasil uji coba kemarin tidak bisa dijadikan tolok ukur atas kekompakan tim dari segi organisasi permainan. “Ini kan baru uji coba. Kita hanya ingin lihat di mana kelemahan masing-masing pemain,” tegasnya.
Yongki juga fokus untuk memelototi organisasi antarlini. Hasilnya, dia menilai jika sektor depan dan belakang bisa diandalkan, karena diisi dengan pemain-pemain sarat pengalaman berkompetisi. Adapun yang jadi pekerjaan rumah (PR) jajaran tim pelatih saat ini adalah membenahi sektor lini tengah yang dinilai masih “bolong”.
“Aliran bola di tengah mudah dipatahkan oleh lawan. Karena pemain tengah kita mudah kehilangan bola atau sering salah saat melakukan umpan. Padahal, lini tengah yang harusnya jadi jembatan antara lini belakang ke depan. Ini akan coba untuk terus kami benahi,” kata pelatih kelahiran Ambon itu.
Banyaknya penggawa yang kurang tenang dalam bermain juga menjadi catatan khusus tim pelatih. Namun, Yongki melihat kondisi ini sebagai hal yang wajar. Alasannya, banyak pemain yang sudah lama tidak berkompetisi di klub asalnya. Itu membuat mereka menjadi kurang rileks dan kurang tenang saat membuat keputusan di atas lapangan. “Masih banyak yang tegang. Namun, ini faktor nonteknis yang saya kira bisa dibenahi dengan memperbanyak pertandingan uji coba,” jelas legenda Persebaya Surabaya di era 90-an ini. (dit/c1/wen)