TRENGGALEK- Masyarakat di Bumi Menak Sopal khususnya di pesisir pantai harus tetap waspada mengenai kemungkinan bencana yang terjadi di daerahnya. Khususnya gempa bumi. Apalagi, tahun lalu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan skenario terburuk akan terjadi gempa bumi yang bisa mencapai 8,7 magnitudo (M), dan berpotensi terjadinya tsunami setinggi 30 meter.
Hal tersebut bukannya tanpa alasan, sebab hampir setiap hari selalu terjadi gempa bumi di berbagai wilayah kendati sangat lemah dan tidak terasa. Bahkan, pada Senin (9/1) malam sekitar pukul 19.30, terjadi gempa bumi bermagnitudo 5,6 di Pacitan, yang juga dirasakan di wilayah Trenggalek, sekitar selama 10 detik. Sesuai informasi BMKG, pusat gempa berada pada jarak sekitar 90 kilometer tenggara Pacitan dengan kedalaman 10 kilometer. “Berdasarkan warning receiver system (WRS) yang dipasang BMKG di sini (Trenggalek, Red), rata-rata tiap hari ada 40 gempa di berbagai wilayah. Namun, itu merupakan gempa lembut bermagnitudo antara 2 hingga 3 sehingga tidak terasa,” ungkap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek St. Triadi Atmono.
Dia melanjutkan, sedangkan wilayah Trenggalek sendiri selama 2022 kemarin yang tercatat WRS ada 89 kali gempa. Gempa yang tercatat tersebut mulai 10 Januari hingga 29 desember 2022. Rata-rata gempa tersebut berada di kedalaman 10 kilometer hingga 136 kilometer, dengan getaran rendah sehingga tidak dirasakan dan tidak berpotensi tsunami.
“Dengan kondisi tersebut, sejauh ini Trenggalek masih aman akan dampak gempa. Semoga ini dapat terus terjadi,” katanya.
Selain itu, rata-rata gempa yang terjadi merupakan gempa laut. Hal tersebut dibuktikan dengan arah gerak gempa horizontal, sedangkan gempa di darat gerakannya vertikal. Karena itu, saat ini BMKG selalu memperbarui informasi tentang terjadinya gempa. Dari situ, informasi tersebut akan diteruskan BPBD kepada masyarakat sebagai tindakan kewaspadaan.
Itu terjadi lantaran sejauh ini kapan terjadinya gempa tidak bisa diprediksi. Untuk itu, BPBD tetap melaksanakan langkah antisipasi dengan menghubungi para Kader Tanggap Bencana, seperti Tanggap Bencana Tsunami (Katsumi) yang berada di berbagai daerah untuk tetap melaksanakan kewaspadaannya.
“Langkah antisipasi sudah kami lakukan dengan membentuk kader yang telah memiliki keterampilan melakukan tanggap bencana, jika bencana itu benar-benar terjadi. Setidaknya, dengan usaha yang telah kami lakukan bisa meminimalisasi risiko yang dihasilkan,” jelas pria yang merangkap sebagai Plt Kepala Satpol PPK Trenggalek ini. (jaz/c1/rka)