KABUPATEN BLITAR – Para peternak hewan kuku belah di Bumi Penataran harus bersabar menghadapi wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Sebab, hingga kemarin (18/6), Pemkab Blitar tak mendapat informasi resmi soal distribusi jatah vaksin. Padahal, suspek PMK mencapai ribuan ekor sapi.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Blitar, Toha Mashuri menyatakan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan Disnak Jawa Timur terkait jatah vaksinasi. Namun, belum juga ada langkah pasti dari provinsi. Praktis, kondisi ini membuatnya terpaksa menunggu kejelasan pengadaan vaksinasi.
“Kalau dari provinsi sudah mengadakan pelatihan vaksinator dan petugasnya. Untuk realisasinya kapan, masih belum tahu. Masih menunggu kabar pastinya dari provinsi,” ujar Toha Mashuri, kemarin (18/6).
Disinggung soal jumlah hewan ternak yang suspek PMK, Toha mengatakan, tiap hari makin bertambah. Jika pekan lalu masih berkutat antara 160-550 ekor, pada Jumat (17/6) sapi diduga PMK jumlahnya mencapai 1.245 ekor. Dari jumlah itu, 1.033 ekor sapi dalam kondisi sakit, 212 ekor sebagai kasus baru, 59 sapi sembuh, dan 2 ekor sapi mati. Sementara satu ekor sapi yang sempat dinyatakan positif PMK di Kecamatan Ponggok sudah sembuh.
Ribuan kasus suspek PMK itu tersebar di 16 kecamatan. Paling mendominasi yakni Kecamatan Udanawu dengan 200 sapi sakit dengan 27 kasus baru. Sedangkan wilayah yang paling rendah jumlah suspek PMK, yakni Kecamatan Sutojayan. Tercatat 10 ekor sapi sakit dan 2 kasus baru. Di Udanawu, sebanyak 21 ternak yang sebelumnya sakit sudah dinyatakan sembuh.
“Peternak tak perlu panik dan kami imbau terus mengutamakan kebersihan kandang. Jangan ada orang sembarangan masuk,” jelas mantan Kadishub Kabupaten Blitar itu.
Guna menekan potensi penularan PMK pada hewan ternak, disnakkan diketahui telah menutup dua pasar hewan besar yang terletak di Kecamatan Wlingi dan Kecamatan Kademangan. Penutupan sementara guna sterilisasi itu dilakukan sejak 15-25 Juni mendatang. Dua titik check point di Kecamatan Kademangan dan Selorejo, hingga kini terus aktif memantau kendaraan pengangkut ternak dari luar daerah.
Salah seorang peternak sapi warga Desa Sukosewu, Kecamatan Gandusari, Hartono mengatakan sudah membatasi ternak keluar kandang. Perawatan ekstra pun dia lakukan, paling fokus soal kebersihan kandang. Porsi makan hewan, kata dia juga ditingkatkan. Tak hanya itu, tiap kali masuk kandang, dia mewajibkan menyemprot kaki tangan dengan disinfektan untuk membunuh bakteri.
“Mungkin hanya ini upaya yang bisa dilakukan peternak, ya. Makanan sapi rumput segar, konsentrat, dan bisa jamu suntik. Semoga cepat untuk vaksinnya. Kasihan peternak dan petani,” tandasnya. (mg2/c1/wen)