BLITAR – Berbuat kebaikan untuk masyarakat. Hal itulah yang ingin dilakukan Fendriana Anita SSos. Terlebih kini dia menjabat sebagai Kepala Desa (Kades) Wonorejo. Itu menjadi kesempatan besar untuk selalu berbakti kepada rakyat.
Keinginan Fendriana tersebut tak lepas dari pengalamannya di dunia partai politik (parpol). Dia paham betul bagaimana melayani masyarakat. Nah, ketika terpilih menjadi kades, dia bisa menerapkan ilmunya. “Menjadi kades merupakan keinginan diri. Dengan begitu lebih mampu berkontribusi untuk masyarakat,” ungkapnya.
Fendriana mengatakan, keinginanya tersebut mendapat dukungan dari suami, Marhaenis Urip Widodo, mantan Wakil Bupati Blitar. Bukan untuk membentuk dinasti politik, melainkan berbuat yang bermanfaat untuk masyarakat. Baginya, ketika wanita memiliki ilmu, harus mengukir prestasi. Namun tetap tak boleh melupakan kodrat sebagai wanita, anak, ibu, ataupun istri.
“Suami saya sangat mendukung saya menjadi kades. Karena keinginan itu nyambung dengan keinginan bapak (Marhaenis, Red). Yakni berbuat yang bermanfaat untuk masyarakat,” katanya.
Dia melanjutkan, suaminya merasa belum cukup berbuat kebaikan untuk masyarakat. Karena itulah anak-anak selalu dididik agar bisa bermanfaat bagi masyarakat. Terkait karir, Fendriana terpilih sebagai kades saat masih berusia 26 tahun. Lantaran kepemimpinannya yang baik, dia kembali dipercaya menjabat untuk kali kedua alias dua periode.
Meski menjalankan roda pemerintahan tingkat desa, dia juga tak lupa kewajiban sebagai seorang istri dan ibu. Dia selalu menyiapkan sarapan untuk keluarga tiap pagi. “Sebelum menjadi kades saya bangun pagi sekitar pukul 05.00. Setelah jadi kades bangun lebih pagi lagi,” ujarnya.
“Harus menyiapkan makanan untuk anak-anak. Sebab, kalau bukan saya yang memasak, pasti tidak mau makan. Anak-anak saya sangat suka sayur-sayur bening,” imbuhnya.
Wanita berhijab itu punya dua anak. Yakni Chelsea Borussia Marhaenis dan Gressia Bundesliga Marhaenis. Nama yang cukup unik. Itu karena sang ayah suka dengan sepak bola. Termasuk ketika kelahiran anak pertama yang bersamaan dengan pertandingan antara Chelsea dan Barcelona. “Dan yang menang Chelsea. Jadi kami kasih nama Chelsea,” terangnya.
Tak hanya itu, saat libur kerja, Fendriana kerap mengajak anak-anak berwisata. Tak harus jauh. Wisata lokal juga tak kalah menarik. Dia mengaku tidak memaksa buah hatinya harus seperti ibunya. Masuk dalam dunia politik. Fendriana tetap mendukung keinginan anak-anak. “Jadi saya mendukung saja apa yang dia (anak-anak, Red) inginkan. Toh setiap anak memiliki kelebihan masing-masing,” ujarnya. (raf/c1/wen/dfs)