TRENGGALEK – Pemkab terkesan santai dalam mempersiapkan bahan pokok untuk cadangan pangan daerah. Alasannya, setiap tahun pengadaan tidak memiliki patokan yang pasti. Mereka hanya menyesuaikan kebutuhan yang disinkronkan dengan keuangan daerah. Seperti tahun ini, dinas pertanian dan ketahanan pangan (dispertapan) bakal menambah 10 ton beras. “Untuk pengadaan tidak pasti sama jumlahnya setiap tahun,” kata Kabid Ketahanan Pangan Eko Prasetyo Maheruwanto, kemarin (28/7).
Menurut dia, cadangan pangan memang harus disiapkan setiap tahun. Karena keberadaannya bisa menjadi solusi jika sewaktu-waktu daerah membutuhkan bahan makanan pokok untuk membantu masyarakat. Baik yang terkena bencana, operasi pasar, dan lain sebagainya. “Makanya kami selalu memenuhinya, meskipun belum tentu jumlahnya mirip pengadaan sebelumnya,” tambahnya.
Eko -sapaan akrabnya- melanjutkan, hingga akhir minggu terakhir Juli ini, jumlah cadangan pangan yang dipegang pemkab mencapai 21 ton. Bentuknya berupa beras yang dititipkan di gudang Bulog sehingga sewaktu-waktu bisa diambil. “Kami titipkan di sana karena tempatnya lebih representatif,” ujarnya.
Disinggung ada tidaknya pencairan cadangan pangan, pria ramah ini mengaku tidak ada. Karena itu, jumlahnya tidak berubah seperti sebelumnya. Namun, berbeda dengan 2020 lalu, beras cadangan pangan harus diambil untuk penanganan Covid-19 melalui dinas sosial, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak (dinsos P3A). “Saat ini jumlahnya tetap. Sama sekali belum ada pencairan, maka otomatis harus kami tambah,” tandasnya.(jaz/c1/rka)