KOTA BLITAR – Tim pelatih bola basket Kota Blitar harus cermat dalam menentukan strategi yang akan diterapkan dalam laga perdana Porprov ke-VII Jawa Timur (Jatim) pada Senin (20/6). Pasalnya, kemampuan tim ini sudah diintip oleh banyak pihak saat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Kota Blitar melakoni laga kualifikasi porprov. Tepatnya bulan lalu.
Kondisi ini tak lepas dari status Perbasi Kota Blitar yang kini menjadi salah satu kekuatan bola basket di wilayah Jatim. Karena itu, tak sedikit tim dari wilayah lain yang menerjukan scouting untuk menilik kekuatan anak-anak Kota Blitar. “Bahkan, Kota Surabaya juga ikut melakukan scouting saat kami bertanding di pra porprov wilayah tengah, sedangkan Surabaya tergabung dengan wilayah lain,” ujar Sektretaris Perbasi Kota Blitar, Dimas Aji Prabandaru.
Buntutnya, Dimas mengatakan, pihaknya sepakat untuk merancang strategi baru yang tentu berbeda dari strategi yang diterapkan saat tim berlaga di fase kualifikasi provinsi. Ingin memberikan efek kejut kepada lawan, menjadi alasan utama kenapa kebijakan ini diambil. “Secara umum, ada dua opsi strategi baru yang akan kami terapkan nanti,” imbuhnya.
Pertama, soal serangan. Apabila di gelaran pra porprov lalu tim basket Kota Blitar lebih cenderung bergerak secara linear, kini mereka diinstruksikan untuk membangun serangan dari segala sisi lapangan. Boleh jadi strategi ini bakal lebih menguras stamina para atlet. Pasalnya, pola serangan ini lebih menitikberatkan pada pergerakan aktif saat tim sedang menguasai bola.
“Tapi, kami sudah lakukan antisipasi. Salah satunya dengan menambah jadwal latihan menjadi dua sesi dalam sehari. Itu untuk meningkatkan stamina mereka,” jelas Dimas.
Dari sisi pertahanan, Dimas mengaku bahwa anak asuhnya akan diminta untuk lebih rajin melakukan zone defense alias pertahanan wilayah. Tentu hal ini berbeda dari pola pertahanan yang dimainkan oleh tim di gelaran pra porprov. Para pebasket lebih doyan untuk menerapkan pola bertahan man-to-man.
“Tidak melulu man-to-man. Organisasi pertahanan juga harus luwes. Jadi, salah satu opsinya adalah dengan bermain zone defense saat dalam kondisi kita tidak sedang memegang bola. Cukup berfokus pada area yang menjadi teritori masing-masing pemain,” bebernya.
Sayang, Perbasi Kota Blitar harus kembali mencoret sejumlah nama pemain yang akan diturunkan di porprov. Sebab, ada kebijakan lanjutan dari KONI Kota Blitar untuk memangkas kuota atlet dari induk cabang olahraga (cabor) bola basket. Tepatnya dari total 24 atlet, kini susut menjadi 20 atlet saja. “Berarti ada sepuluh atlet putra dan sepuluh atlet putri. Jumlah ini sebetulnya kurang ideal bagi tim basket. Tapi, kami masih optimistis. Terlebih, sebagian besar pemain di tim putri punya pengalaman bermain di Porprov 2019 lalu,” tandasnya. (dit/c1/wen)