KABUPATEN BLITAR – Hari ketujuh, Selasa (29/3) lalu, proses pencarian Bagus Satria, korban hanyut di Sungai Brantas, Mronjo, Kecamatan Selopuro itu berakhir. Meski sudah berjuang, tim pencari urung berhasil menemukan korban. Kendati begitu, keluarga besar bocah 8 tahun itu optimistis bisa segera ditemukan.
Nenek korban, Sirmiati membenarkan, hingga Rabu (30/3) kemarin belum ada kabar cucunya ditemukan. Padahal, proses pencarian yang melibatkan Basarnas hingga warga setempat itu sudah gencar dilakukan, bahkan hingga area Tulungagung. Terhitung sudah tujuh hari berturut-turut aliran Sungai Brantas disisir.
“Tidak lupa selalu berdoa pagi, siang, sore sampai malam. Keluarga tujuh hari tidak tidur juga. Memang hasilnya belum ada,” kata Sirmiati, kemarin (30/3).
Dia mengaku, keluarga mengucapkan rasa terima kasih kepada tim pencari. Sebab, walaupun belum ada hasil, tim telah berusaha membantu untuk menemukan korban. Kendati begitu, lanjut Sirmiati, dia tak berat hati jika proses dihentikan. Dia menyadari, selama tujuh hari penyisiran sudah banyak tenaga relawan yang terkuras.
Tim pencari dari unsur gabungan meliputi Basarnas, BPBD, Potensi SAR, hingga TNI/POLRI memang telah selesai melakukan penyisiran. Yakni, mulai dari tempat kejadian perkara (TKP) hingga Jembatan Ngujang II, Tulungagung. Namun, upaya lain juga dilakukan oleh keluarga, salah satunya meminta bantuan dari paranormal.
“Kalau dari tetangga dan keluarga, mencarinya ya coba kami lewat orang pintar. Kalau pengelihatan orang pintar, tole (Bagus Satria, red) itu sebenarnya masih ada. Tapi kalau orang biasa kan tidak bisa (melakukan meditasi, Red),” ungkapnya.
Sementara itu, pagi kemarin, masih banyak saudara dan guru-guru korban yang berkunjung ke rumah. Mereka, kata Sirmiati, juga begitu terpukul dengan insiden tersebut. Padahal selama duduk di bangku sekolah dasar, korban selalu menunjukkan perilaku yang baik dan ditunjang oleh kemampuan akademik.
Sirmiati berharap nantinya sang cucu bisa segera ditemukan. Sebab, semenjak hari pertama korban dikabarkan hanyut, dia sudah menyiapkan makanan. Hal itu, kata Sirmiati, adalah untuk berjaga-jaga saat korban berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat.
“Sampai di titik yang sekarang, keluarga dan saudara terus kuat menerima cobaan. Ini memang cobaan dari Yang Kuasa. Kalau sewaktu-waktu pulang, saya siapkan makan kesukaannya tole. Sekarang juga sudah ada makanan kesukaannya,” tandasnya.
Sebelumnya, Bagus Satria, bocah berusia 8 tahun asal Dusun Kebonrejo, Desa Mronjo, Kecamatan Selopuro hanyut di aliran Sungai Brantas, Rabu (23/3) pekan lalu. Korban hanyut usai menceburkan diri ke sungai dengan niatan mandi. Itu berdasarkan pengakuan dari Noval Bagus Pratama, salah seorang saksi sekaligus teman korban.
Namun, hingga berita ini ditulis pada Rabu (30/3) kemarin, korban belum juga ditemukan. Padahal, proses pencarian sudah dilakukan hingga hari ketujuh. Sesuai dengan SOP (Standart Operational Procedure), apabila pada hari ketujuh hasilnya tetap nihil, maka Basarnas akan menutup operasi pencarian.
“Lagi-lagi, hari ini (Selasa lalu) belum ada hasil. Sesuai prosedur, karena sudah hari ketujuh, proses pencarian ditutup,” kata Komandan Tim Basarnas, Eko Apriyanto, Selasa (29/3) lalu. (mg2/c1/wen).