TULUNGAGUNG – Menjelang Ramadan peserta didik tingkat TK, SD/MI dan SMP/MTs baik negeri maupun swasta se Tulungagung akan mendapatkan hari libur sebanyak 13 hari.
Hal itu diketahui melalui data tabel pendidikan hari efektif sekolah, hari efektif fakultatif dan hari libur sekolah dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Tulungagung. Sedangkan untuk materi ajar pada bulan suci tersebut, masing-masing sekolah berhak untuk menentukan sendiri materi ajar.
Kepala Disdikpora Tulungagung, Rahadi Puspita Bintara, melalui Sekretaris Disdikpora Syaifudin Juhri mengatakan, pada Ramadan peserta didik akan mendapatkan hari libur pendidikan. Adapun rincian hari libur tersebut yakni pada tanggal 2, 4, dan 5 April peserta didik akan diliburkan karena libur permulaan puasa, kemudian pada 15 April libur hari besar dan pada 28 April hingga 7 Mei libur sekitar Hari Raya Idul Fitri.
Lanjut dia, sedangkan untuk pembelajaran selama bulan suci Ramadan, pihak sekolah berhak menentukan pembelajaran yang akan diberlakukan selama puasa tersebut.
Menurut dia, latar belakang pemberlakuan pembelajaran selama Ramadan tersebut harus berupa pembentukan karakter peserta didik. Kini pihaknya akan merundingkan dengan Kementrian Agama (Kemenag) Tulungagung terkait panduan isian pembelajaran selama Ramadan. “Bisa memberlakukan Pondok Ramadan, hingga kini dari pihak Kemenag juga masih belum mengkonfirmasi terkait pemberlakuan itu tapi kalau untuk hari liburnya sudah jelas di kalender pendidikan,” paparnya.
Dia menambahkan, Ramadan merupakan bulan yang istimewa bagi umat muslim khususnya peserta didik. Pembentukan karakter peserta didik selama bulan itu peserta didik diharapkan bisa bertranformasi dari kebiasaan yang kurang baik menjadi kebiasaan yang lebih baik. Sedangkan untuk konten pembelajaran diserahkan kepada lembaga sekolah dan pihak sekolah dapat menyusunnya dengan guru bimbingan konseling, guru keagamaan serta kepala sekolah. “Entah pembelajaran selama Ramadan itu nanti berbentuk Pondok Ramadan ataupun sosial keagamaan lainnya intinya harus berlatar belakang pembentukan karakter peserta didik. Karena sekarang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka jadi pihak sekolah harus dapat menyesuaikan materi dan isian konten pembelajaran bagi peserta didik,” tandasnya.
Sementara itu, salah satu wali murid, Sulistyo Rini mengatakan, biasanya setiap Ramadan, anaknya diberikan tugas absensi untuk melangsungkan salat Tarawih di masjid. Menurut dia, dengan tugas seperti itu dapat melatih anak untuk terbiasa melakukan ibadah salat di masjid. Selain absensi salat Tarawih, juga ada absensi salat lima waktu dan absensi mengaji. “Kalau ada tugas seperti itu, selaku orang tua harus mengawasi anak dalam melangsungkan ibadah selama bulan suci ramadhan,” pungkasnya. (mg1/din)
