TULUNGAGUNG– Gema suara takbir perayaan hari raya Idul Adha berkumandang dari toa masjid, musala dan takbir keliling di seluruh wilayah Tulungagung, Sabtu malam (9/7). Tak terkecuali di Desa Tiudan, Kecamatan Gondang.
Di desa ini takbir keliling dilakukan oleh siswa-siswi TK Al Khodijah dan MI Al Islah. Sebanyak 450 siswa-siswi tersebut dengan menempuh jarak sekitar 2 kilometer mengumandangkan kalimat takbir.
Namun, takbir keliling yang dilakukan mereka berbeda dengan lain. Biasanya membawa obor, tapi kali ini siswa-siswi tersebut membawa lampu LED.
Menurut H. Zainul Fuad ketua Yayasan ANNUR Desa Tiudan, Kecamatan Gondang, sebenarnya takbir keliling dilakukan tiap tahun setiap Idul Adha, tapi dua tahun terakhir saat covid-19 menyerang, kegiatan tersebut berhenti. “Kami memilih takbir keliling saat hari raya kurban, karena kondisi tidak ramai
Dan takbir keliling ini dilakukan pertama kali setelah dua tahun fakum karena covid melanda,” ungkapnya.
Meski demikian, Zainul mengatakan, takbir keliling yang mereka lakukan berbeda dengan sebelumnya dan lain. Para siswa-siswi TK Al Khodijah dan MI Al Islah membawa lampu LED. “Kalau takbir keliling biasanya bawa oncor atau obor, sekarang obor itu kita ganti dengan lampu LED,” jelasnya.
Dia melanjutkan, alasan membawa LED, pertama menghindari hal-hal tak diinginkan. “Kami khawatir jika mereka bawa obor, namanya anak-anak kadang ada main-main dengan obor yang bisa membahayakan mereka dan temannya,” ujarnya.
Alasan kedua, jika memakai obor harus beli minyal tanah. Padahal saat ini minyak tanah harganya cukup mahal.
Zainul menambahkan, meski takbir keliling membawa lampu LED, tapi tidak mengurangi hakekat dari takbir itu.
“Dengan takbir keliling ini selain meneruskan tradisi, kami juga mengajari anak-anak untuk patuh kepada perintah Allah SWT seperti Nabi Ibrahim yang sangat patuh saat diutus Allah SWT menyembelih putra Ismail, karena kepatuhan itu, maka Allah SWT mengganti Ismail dengan seekor domba untuk disembelih dijadikan kurban,” katanya. (and)