TULUNGAGUNG – Sosok Soesilo Toer adalah adik kandung dari penulis besar Indonesia yaitu Pramoedya Ananta Toer. Tepat pada 17 Februari tahun ini sang sastrawan tersebut merayakan ulang tahun yang ke-85 tahun bertempat di Kabupaten Tulungagung.
Menjelang petang, pada Rabu (17/2) lalu sudah nampak suasana ramai pada di Kakofoni Cafe, di Desa Tanon, Kecamatan Kedungwaru, tempat Soesilo Toer hadir untuk mengisi acara bincang-bincang. Hadir di sana para peserta dari dalam maupun luar Tulungagung dengan antusias ingin mendengarkan cerita-cerita inspiratif dari Pak Sus- sapaan akrab-Soesilo Toer.
Penggagas kedatangan Soesilo Toer di Tulungagung, Iwan Kurniawan menjelaskan, sudah berkeinginan sejak lama untuk mengundang Soesilo Toer untuk datang ke Kota Marmer. Rencana yang digagas jauh-jauh hari mendapatkan sedikit kendala terutama masalah pandemi Covid-19. Dua tahun sudah mau mendatangkan pria kelahiran Blora, Jawa Tengah (Jateng), ke Tulungagung, namun tidak memungkinkan karena beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan.
“Yang ditakutkan bukan karena Pak Sus yang tidak mau datang, akan tetapi karena mendatangkan orang dari luar provinsi itu susah, dan juga takut kalau melihat usia Pak Sus, akan rentan terhadap penularan yang saat itu masih ganas-ganasnya,” katanya.
Iwan-sapaan akrab pria itu-melanjutkan, sudah memiliki tema dan rencana untuk mendatangkan Pak Sus pada tahun ini karena dirasa keadaan pagebluk sedikit mulai melandai. Ketika tahu tentang tanggal lahirnya yang jatuh tepat pada 17 Februari, Iwan langsung yakin kalau terdapat momentum untuk saatnya mendatangkan Pak Sus ke Tulungagung yaitu tepat pada hari ulang tahunnya.
“Sudah punya tema tersendiri awalnya, namun setelah tahu bahwa Pak Sus ulang tahun waktu itu temanya diubah yaitu untuk merayakan ulang tahunnya yang mengedepankan sosoknya Pak Sus yang berbalut dengan acara bincang-bincang tentang seorang Pramoedya Ananta Toer,” katanya.
Pria berkacamata ini mengatkan, Soesilo Toer merupakan sosok yang memiliki semangat besar untuk diundang kemanapun untuk mengisi acara. Buktinya pada saat diundang ke Tulungagung langsung mengiyakan tanpa berpikir panjang. “Sebuah momentum besar juga pada saat ulangtahun dia bisa datang ke Tulungagung,” akuinya.
Pria asal Kota Medan ini menambahkan, harapannya dengan mendatangkan Pak Sus ke Tulungagung adalah untuk menyerap energi dari seorang Soesilo Toer biarpun sudah memasuki usia senja namun masih penuh semangat dan produktif. Tidak hanya dari video namun mendatangkannya langsung sehingga menularkan peserta yang masuk untuk juga produktif seperti Pak Sus.
Sangat jauh dari unsur mewah, pada ulang tahun yang ke 85 Pak Sus di Tulungagung, peserta menghadiahi pria ini dengan sebuah lagu yang dibuat khusus untuknya, juga beberapa puisi tentang kehidupannya yang juga dibawakan peserta. Tak lupa juga terdapat prosesi potong tumpeng diiringi dengan doa-doa terbaik untuk Soesilo Toer.
“Matur suwun telah merayakan ulang tahun saya di Kabupaten Tulungagung ini, bahkan saya sendiri lupa kalau hari ini sedang berulang tahun. Saya ini ingin menangis tapi malu,” kata Soesilo Toer yang membuat seisi acara tertawa.
Setelah momen haru ulang tahun berlalu, tampak jelas doktor bidang politik dan ekonomi dari Institut Perekonomian Rakyat Plekhanov Uni Soviet ini sangat bersemangat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilayangkan audiens, tak terlihat wajah capek dari pria 85 tahun ini setelah dua jam bercerita. Yang terlihat hanya wajah ceria penuh semangat yang membuat suasana malam itu di Kakofoni Café menjadi hangat.
Saat mengisi acara, Soesilo Toer menceritakan banyak hal selama kurang lebih dua jam. Mulai dari masa kecilnya bersama seorang Pramoedya Ananta Toer, kisahnya selama menempuh pendidikan dan melanglangbuana di beberapa negara Eropa, ceritanya menjadi pemulung adalah sebuah kenikmatan sejati, sampai kisahnya saat masuk hotel Prodeo.
Diakhir acara beberapa peserta yang hadir meminta tanda tangan pada karya-karya bukunya, tak jarang juga yang memintanya untuk bersua foto. Pak Sus malayani semuanya dengan penuh senyuman. (*/din)