KABUPATEN BLITAR – Terdorong untuk memasyarakatkan Alquran sekaligus meng-Alquran-kan masyarakat, Ahmad Ridhofi gerilya masuk hingga ke pelosok-pelosok kampung. Kegiatan ini telah dilakoninya sejak 2009 lalu.
Waktu menunjukkan pukul 17.25 WIB. Pria yang akrab disapa Gus Dhofi itu sedang sibuk mengkoordinasi ratusan santri ponpes yang sedang menunggu waktu berbuka puasa. Di sela kesibukannya sebagai pengasuh ponpes, Dhofi berkenan untuk berbagi kisahnya dalam mengajarkan ilmu Alquran kepada masyarakat. “Sejak 2009 lalu, saya berkoordinasi dengan camat, kepala desa, dan beberapa instansi untuk membuat kajian dan khataman Alquran di desa-desa,” akunya.
Berbeda dengan agenda kajian dan khataman Alquran pada umumnya, pria 44 tahun ini menginisiasi kegiatan untuk dilangsungkan di balai desa, kantor pemerintahan, hingga ke kantor kepolisian-TNI di tingkat kecamatan. “Kita adakan di balai desa, polsek, koramil, dan bahkan hingga ke kantor lembaga BUMN,” sebut pria yang menjabat sebagai Wakil Ketua Bagian Pengkaderan PCNU Kabupaten Blitar ini.
Sayang, kegiatan ini sempat mandek pada 2020 lalu lantaran terkendala pandemi Covid-19. Kabar baiknya, kegiatan itu kini bisa kembali dilangsungkan. Itu membuat Dhofi kembali menerima banyak tawaran untuk mengisi kegiatan kajian dan khataman Alquran dari berbagai pihak.
Seiring berjalannya waktu, banyak tokoh atau pejabat daerah yang sowan ke kediaman Dhofi di Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro. Mulai dari dandim, kapolres, bupati, wakil gubernur, hingga gubernur. Tujuannya, tentu untuk melakukan koordinasi dalam upaya menjaga kerukunan umat beragama atau untuk meningkatkan minat baca masyarakat atas Alquran.
Sebagai seorang hafiz atau penghafal Alquran, ayah tiga anak ini merasa perlu untuk membagikan ilmunya kepada sesama. Itu agar masyarakat bisa meneladani dan menerapkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalam kitab suci umat Islam itu. “Saya tidak jadikan itu sebagai beban. Justru, saya menganggap itu sebagai bagian daripada ibadah. Karena saya berharap agar masyarakat kita menjadi masyarakat yang Qurani,” harap Dhofi.
Pria yang juga menjabat sebagai anggota dewan penasihat Asosiasi Penghafal Alquran Kabupaten Blitar ini menegaskan, Alquran itu penting. Sebab, di dalamnya berisi tentang pedoman hidup seorang muslim. Itu juga yang membuatnya getol menanamkan pendidikan Alquran kepada masyarakat. “Setiap daerah harus berdasarkan Aquran agar daerah itu mendapatkan berkah dan manfaat,” aku pria kelahiran 15 November ini.
Untuk itu, dia berpesan agar masyarakat dapat memanfaatkan bulan suci ini untuk memperbanyak bacaan dan khataman Alquran. Dia juga berharap agar nantinya makin banyak muncul tokoh-tokoh masyarakat yang berkepribadian Alquran. “Akan sangat baik jika semakin banyak pejabat hafiz Alquran, akademisi hafiz Alquran, atau dokter hafiz Alquran,” terangnya. (*/c1/ady)