KEDUNGWARU, Radar Tulungagung – Persediaan cadangan beras pemerintah (CBP) yang tersedia di Kota Marmer hingga kini tersisa 13 ton. Artinya, beras tersebut belum sampai penghujung tahun ini sudah dialokasikan lebih dari 52 persen daripada persediaan awal. Dengan demikian, masyarakat Tulungagung dengan status ekonomi menengah ke bawah sangat membutuhkan beras jenis tersebut.
Kabid Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Tulungagung, Hari Pujianto mengatakan, ketersediaan CBP hingga awal November ini mulai menipis. Yakni di angka 13,16 ton. Hal ini jauh dari persediaan CBP sebanyak 20,5 ton pada awal tahun. “Menipisnya persediaan tersebut, artinya bantuan sudah disalurkan,” terangnya.
Dia menambahkan, tujuan bantuan tersebut diberikan kepada warga ekonomi menengah ke bawah yang terdampak kebutuhan materi akibat pandemi virus korona. Di antaranya adalah Desa Talunkulon, Kecamatan Bandung; Desa/Kecamatan Campurdarat; Desa Simo, Desa Ketanon, dan Desa Winong, Kecamatan Kedungwaru; Desa Sendang/Kecamatan Sendang; Desa/Kecamatan Pagerwojo; dan Kecamatan Tulungagung khususnya tukang becak, pedagang sayur keliling, serta petugas taman kota (pasukan hijau) yang terpapar virus korona.
“Sejatinya semua 19 kecamatan di Tulungagung kami salurkan CBP 10 kilogram (kg) untuk satu kartu keluarga (KK). Ini terutama dengan adanya aduan kebutuhan darurat Covid-19 melalui proposal dari Bupati Tulungagung. Akan tetapi titik-titik dengan intensitas kebutuhan beras utamanya ada di delapan wilayah tersebut,” katanya. (zul/c1/din/dfs)