Tulungagung – Setelah dilanda pandemi Covid-19 dua tahun, hingga kini penjualan ikan patin filet di Tulungagung masih lesu. Sektor tersebut belum beroperasi secara maksimal sehingga peternak ikan patin dan pemilik pabrik terpaksa merugi.
Kepala Dinas Perikanan (Diskan) Tulungagung, Lugu Tri Handoko mengatakan, musim pagebluk yang menimpa selama dua tahun lalu menyebabkan ikan patin filet di Tulungagung tidak bisa didistribusikan sama sekali. Selain pemberlakuan pembatasan mobilitas, sektor penjualan ikan patin tidak maksimal. Diketahui, penjualan ikan patin filet di Tulungagung menyasar tiga sektor yakni hotel, restoran, dan supermarket. “Kalau distribusinya itu ke luar kota seperti Surabaya, Jogjakarta, Bali, hingga Jakarta. Saat pandemi justru tidak bisa keluar sama sekali, sedangkan permintaan dari Tulungagung tidak ada,” jelasnya kemarin (7/11).
Sebenarnya, penjualan ikan patin filet sempat kembali normal pada awal tahun 2022 lalu. Namun, kondisi tersebut tidak berangsur lama dan penjualan kembali lesu hingga kini. Selain itu, faktor cuaca semakin memperparah kondisi penjualan ikan patin filet. “Karena kini curah hujan tinggi membuat para peternak patin segera memanen ikannya,” ucapnya.
Kondisi tersebut membuat pasokan ikan patin di Tulungagung mengalami kelebihan stok, sedangkan distribusi pasar luar kota masih belum berjalan optimal.
Menurut dia, permintaan akan ikan patin filet masih jauh dari sebelum adanya pandemi. “Saat ini hotel, restoran, dan supermarket sudah beroperasi dengan normal, tapi permintaan ikan patin filet ini belum maksimal. Jauh kalau dibandingkan dengan sebelum pandemi,” paparnya.
Diketahui, pada kondisi normal, Tulungagung mampu mengeluarkan ikan patin filet sebanyak 5 ton per hari. Kini ikan patin filet hanya mampu keluar tidak lebih dari 1 ton per sepuluh hari. Tingkat produksi ikan patin filet di Tulungagung mencapai 5 ton per hari. “Sebelum pandemi itu, kita bisa mengeluarkan produksi ikan patin filet 5 ton per hari, sekarang keluar 1 ton per hari saja susah. Bisa dibilang, kira-kira selama sepuluh hari baru bisa mengeluarkan ikan patin filet 1 ton itu,” ungkapnya.
Kelebihan stok membuat harga ikan patin filet semakin turun. Diketahui, kondisi normal ikan patin filet dijual seharga Rp 16 ribu hingga Rp 17 ribu per kilogram (kg). Kini harganya justru mentok di angka Rp 14 ribu per kg. “Kondisi kini kan sering banjir, otomatis banyak kolam ikan patin yang digenangi air. Peternak ikan patin tidak mau rugi sehingga ikannya segera dipanen, sedangkan setelah diolah jadi filet, ikan tidak bisa keluar,” pungkasnya. (mg2/c1/din)