ePaper Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
Tuesday, March 28, 2023
  • Home
  • ePaper
  • About Us
  • Contact
  • Career
No Result
View All Result
  • Home
  • ePaper
  • About Us
  • Contact
  • Career
No Result
View All Result
ePaper Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Stok Migor Langka saat Disubsidi, Melimpah saat Subsidi Dicabut

by Anggi Septian Andika Putra
in Uncategorized
0

TULUNGAGUNG – Mayoritas konsumen kaget dan resah semenjak pemerintah mencabut harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng (migor) sejak Rabu (16/3) lalu. Kini harga migor berbagai merek mencapai lebih Rp 23 ribu. Namun, stok di distributor masih dalam kondisi aman hingga menjelang bulan Ramadan.

“Kemarin ketika harga migor disubsidi barangnya sedikit, namun ketika harga mahal stok di semua toko melimpah. Saya jadi berpikir bisa saja stoknya ditimbun dulu lalu dikeluarkan ketika harga melambung,” jelas salah satu konsumen, Eni Susanti, 52, warga Desa Bendiljati Wetan, Kecamatan Sumbergempol, kemarin (17/3).

Dia mengaku sengaja mengecek harga migor yang digosipkan harganya melambung, sebab sebelumnya dia melihat di status sosial media (medsos) temannya. Ternyata setelah meninjau barang dan harga di salah satu minimarket, rata-rata mencapai Rp 23.800 per liternya sehingga membuatnya mengurungkan niat untuk membeli barang itu.

Sebab, dia menganggap harga migor kini tergolong tinggi jika dibandingkan dengan harga normal migor sebelum adanya subsidi, yakni Rp 19.500 per liternya. Namun, dia memiliki solusi dengan mengaku masih memiliki stok migor di rumah dan akan menggunakannya sehemat mungkin.

Dia hanya menggunakan migor untuk memasak makan-makanan pokok, selebihnya dia menggunakan cara membakar. “Saya berharap pemerintah bisa menerapkan kebijakan yang tidak mencekik masyarakat. Sebab, menurut saya apabila harga migor masih melambung, banyak pihak seperti para penjual gorengan dan UMKM tidak cukup modal untuk membeli bahan baku,” terangnya.

Sementara itu, Store Manager pusat perbelanjaan Bravo yang berlokasi di Jalan Mayor Sujadi Kecamatan Tulungagung, Joko Hariyanto mengaku, ketika pemerintah memberlakukan harga migor nonsubsidi, animo masyarakat sedikit. Berbeda ketika diberikan harga subsidi seperti beberapa waktu lalu sampai timbul antrean.

Joko melanjutkan, ketika harga subsidi berlaku sebulan yang lalu, pihak swalayan membatasi tiap orang hanya dapat membeli 2 liter migor saja. Karena baginya, 2 liter cukup jika digunakan untuk satu orang dalam memenuhi kebutuhannya.

“Konsumen berkurang, namun masih tetap ada yang membeli meskipun tidak lagi berlaku harga subsidi. Ya memang banyak konsumen yang kaget, tapi ini sudah regulasi dari pusat,” katanya.

Ketika disinggung perihal stok migor di swalayannya, Joko mengaku tergolong cukup aman. Sebab, ketika diberi harga subsidi pihaknya tidak mengeluarkan seluruh stok migornya. Hal ini dilakukan sebagai upaya antisipasi kerumunan masyarakat yang bakal melakukan panic buying terhadap para konsumen migor. Selain itu mencegah munculnya reseller migor dadakan yang banyak bermunculan ketika harga migor disubsidi.

“Kalau stok kita keluarkan semua saat subsidi, sudah pasti 1 jam saja ludes dibeli masyarakat. Terlebih kini banyak bermunculan reseller minyak dadakan. Karena itu, kami mengeluarkan stok migor yang dipastikan sesuai kebutuhan masyarakat Tukungagung,” ungkapnya.

Dikonfirmasi melalui telepon, Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Tulungagung Nur Laeli menerangkan, ketika pihaknya melakukan sidak ke distributor migor, pihaknya tidak menemukan adanya suatu penimbunan stok migor. Namun, kini stok migor di distributor tetap ada dan aman hingga beberapa waktu ke depan.

“Saya lihat sendiri, tidak ada penimbunan. Stoknya aman, bahkan ketika saya datang migor akan dikirimkan ke para sales dan telah ada nama-namanya. Kami juga tidak tahu mereka mendapatkan barang dari mana,” jelasnya.

Menurut dia, pihaknya tidak dapat mengintervensi jumlah atau stok yang ada di distributor. Namun, berbagai upaya telah dilakukannya untuk mengatasi permasalahan migor di pasaran. Seperti usaha disperindag yang telah melakukan beberapa kali operasi pasar, sekitar 30 ribu liter migor sudah disalurkan.

Disinggung mengenai prediksi harga migor menjelang Ramadan, lanjut dia, terkait harga migor saat ini pemerintah telah melakukan relaksasi harga migor. Kini pemerintah mencabut HET migor di pasaran. Kemudian yang diberikan HET hanya minyak curah, yakni Rp 14 ribu per liternya.

“Jadi harga menjelang Ramadan itu tetap mengikuti mekanisme harga di pasaran. Turun atau tidaknya tergantung mekanisme pasar,” pungkasnya.(jar/c1/din)

Tags: kabupaten tulungagungkota tulungagungperistiwa tulungagungradar mataramanradar tulungagungtulungagungtulungagung hari initulungagung update
ShareTweetSendShareShare

Leave a Reply Cancel reply

Connect with:
Facebook Google Twitter

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • About
  • Advertise
  • Careers
  • Contact
Call us: +1 234 JEG THEME
No Result
View All Result
  • Home
  • Politics
  • Sports
  • Travel

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.