BLITAR – Suplai minyak goreng (migor) di tingkat agen ternyata tak sepenuhnya aman. Indikasitnya, stok masih minim. Dampaknya, pedagang membatasi pembelian migor dengan harga Rp 14 ribu per liter tersebut. Seorang agen migor di Jalan dr Wahidin, Anton Hartono mengatakan sudah menerima suplai migor sejak kemarin.
Namun, hanya ada satu merek yang telah diterima dari distributor dengan harga Rp 14 ribu per liternya. Sementara itu, untuk merek lain masih dibanderol dengan harga lama. Yakni antara Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu per liter. “Pagi tadi, (kemarin, Red) baru datang stoknya. Rencananya akan ada dua merek yang mau ngasih dengan harga Rp 14 ribu per liter. Tapi ternyata masih satu merek yang datang. Itu pun hanya 50 karton,” ujarnya.
Anton mengaku membatasi pembelian migor dengan harga Rp 14 ribu per liter. Setiap konsumen hanya diperkenankan membeli sebanyak enam liter. Pembeli juga diharuskan menunjukkan e-KTP. “Jadi memang ada pembatasan untuk pembelian migor dengan harga Rp 14 ribu itu,” jelasnya.
Begitu juga dengan Sindhu Fahrudin, agen migor di Kecamatan Sukorejo. Dia memilih untuk membatasi jumlah pembelian migor Rp 14 ribu maksimal dua liter untuk satu orang konsumen. Suplai migor tersebut diperoleh dari distributor sejak empat hari lalu. “Satu orang hanya boleh beli dua liter. Karena memang harga migor yang Rp 14 ribu itu stoknya terbatas sekali. Saya cuma dapat sekitar 500 karton untuk stok,” terangnya.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Blitar, Hakim Sisworo menyebut tidak mempermasalahkan pembatasan pembelian migor oleh pedagang. Pasalnya, itu dilakukan untuk mencegah pembelian yang berlebihan. Terlebih pembelian migor dengan harga subsidi, Rp 14 ribu per liter. “Pembatasan pembelian tidak masalah, supaya tidak ada penumpukan barang. Karena semua masyarakat juga membutuhkan minyak goreng untuk kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.
Hakim menegaskan, sampai sekarang migor dengan harga Rp 14 ribu per liter masih tersedia di agen dan toko ritel atau modern, sedangkan di pasar tradisional harga migor masih cukup tinggi. Yakni antara Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu per liternya. “Setelah di beberapa agen dan pasar tradisional, harganya memang bervariasi. Kalau di agen sudah mulai ada yang Rp 14 ribu,” jelasnya.
“Tapi kalau di pasar tradisional belum. Karena memang agen di pasar tradisional, dan petunjuk teknisnya belum ada dari pusat,” tandasnya.
Sebagai informasi, Disperdagin Kota Blitar bersama dengan Satgas Pangan Polres Blitar Kota memantau harga migor di pasaran, kemarin (27/1). Sejumlah agen migor hingga pedagang pasar tradisional didatangi. Hal itu dilakukan sebagai pengawasan dan mencegah terjadinya panic buying masyarakat. (fim/c1/wen/dfs)