TULUNGAGUNG – Tidak ada panen dari petani selama dua bulan terakhir, stok beras medium di Kabupaten Tulungagung kini lebih rendah dari kebutuhan. Ketersediaan beras medium kini 234 ton sedangkan kebutuhannya adalah 315 ton per tiga bulan.
Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Tulungagung Usmalik, melalui Kabid ketersediaan dan kerawanan pangan Noor Erliyani menjelaskan, sudah dua bulan terakhir ini stok beras medium di Tulungagung mengalami penurunan. Itu dikarenakan luas tanam sebagian pertanian di Tulungagung dimanfaatkan sebagian petani untuk menanam sayuran sehingga panen padi di Tulungagung berkurang.
“Karena pada musim tanam sebelumnya harga padi jelek sehingga banyak petani yang beralih menanam sayuran,” ungkapnya ini.
Dia melanjutkan, meskipun terjadi ketimpangan antara persediaan dan kebutuhan komoditas beras medium ini, namun masih bisa dikatakan aman atau kebutuhan bisa tercukupi dalam tiga bulan ke depan. Hal ini karena perkiraan pada akhir Februari dan Maret awal, para petani sudah memasuki musim panen yang menambah stok beras medium di Tulungagung.
Akibat dua bulan tidak ada panen dari petani Tulungagung, harga beras medium mengalami kenaikan dari awalnya Rp 9.000 menjadi Rp 10.000. “Harga beras agak naik karena belum memasuki musim panen,” ungkapnya.
Dia menambahkan, mengacu pada tahun-tahun sebelumnya, biasanya pada Oktober, November, Desember, dan Januari harga beras naik. Namun memasuki Februari sudah ada panen dan harga akan berangsur turun, pola seperti itu terjadi setiap tahunnya.
Disinggung tentang ketersediaan bahan pangan saat memasuki Tahun Baru Imlek, Erlin memastikan semua komoditas pangan di Tulungagung dalam status aman. “Sampai kini belum terlihat gejolak dari bahan pangan, tidak seperti saat hari besar keagamaan lainnya,” pungkasnya. (mg1/c1/din)