KABUPATEN BLITAR – Berbagai pertimbangan dan persiapan dilakoni Blitar Poetra (BP) FC U-17 sebelum melakoni laga semifinal melawan Bhayangkara FC besok (11/2). Menarik untuk mengulas pola permainan seperti apa yang akan diterapkan tim pelatih Laskar Lembu Suro muda sebelum bertarung di Surabaya.
Ditemui di sela latihan terakhir kemarin (9/2), Pelatih BP FC U-17 Hadian Anton mengaku jika timnya akan banyak bergantung pada pergerakan pemain second line saat berlaga di babak empat besar besok. Dua sosok midfielder yakni Nawaf dan Yuda bakal punya peran penting. Keduanya tak akan diplot untuk mengisi satu pos saja. “Kita instruksikan juga agar dua pemain tengah ini banyak membantu serangan dan pertahanan saat transisi,” jelasnya.
Khusus untuk Yuda, gelandang serang ini akan diberi tugas untuk sedikit membantu pertahanan. Sisanya, sang gelandang bakal diminta untuk lebih rajin naik membantu lini depan. Yuda akan dijadikan “dinding” pemantul aliran bola dari lini tengah. “Dia saya tugaskan untuk 30 persen bantu bertahan dan 70 persen bantu serangan,” bebernya.
Lalu, gelandang lincah Nawaf bakal diplot sebagai pendulum. Tugasnya untuk membantu serangan dan pertahanan dengan porsi yang sama. Maka, pemain yang bisa bermain di banyak posisi ini dipastikan bakal hilir mudik dalam setiap transisi permainan. “Nawaf punya tenaga luar biasa. Dia all role. Makanya, dia punya tugas 50:50 dalam membantu serangan dan pertahanan,” ungkapnya.
Kombinasi antara pemain ini bakal menjadi kunci untuk membongkar pertahanan lawan. Sebab, Nawaf yang memang dikenal sebagai second striker diharapkan mampu kembali mempertontonkan pergerakan tanpa bola yang bisa membuat konsentrasi lini belakang Bhayangkara FC buyar. Hal ini sudah ditunjukkan oleh sang pemain sejak laga pertama di babak penyisihan grup akhir di tahun lalu.
“Saat menyerang, Nawaf akan mengalirkan bola kepada Yuda atau ke striker. Saat ini lini depan sedang kita otak-atik, Nawaf bisa muncul dari titik buta pertahanan lawan. Jadi, kita andalkan wall pass dan thru pass di depan,” tegasnya.
Selain itu, tim pelatih juga bakal berharap banyak pada dua juru gedor yang dimiliki. Yaitu, Yoga dan Antesma. Sebab, pola serangan akan banyak bertumpu pada pergerakan tanpa bola kedua striker untuk mengecoh barisan pertahanan Bhayangkara FC. “Yang paling penting, Yoga dan Antesma bisa mengecoh lawan dengan pergerakan tanpa bola terlebih dahulu. Dengan begitu, mereka punya ruang untuk menembak atau membuka ruang bagi second line,” akunya.
Jika pola permainan ini mulai terbaca oleh lawan, opsi selanjutnya telah disiapkan, yaitu dengan memanfaatkan lebar lapangan. Teknisnya, dua fullback ditugaskan untuk memforsir fisik pemain sayap lawan dengan banyak beradu sprint. Jika fisik lawan sudah mulai turun, pelatih akan memasukkan amunisi segar untuk “menghajar” pertahanan lawan dari sisi lapangan. “Bisa juga. Kita punya Bahtiar. Dia selalu bisa jadi supersub. Kita masukkan dia begitu fisik lawan sudah mulai turun,” sebut juru taktik asal Kediri ini.
Soal lain, Anton mengungkapkan bahwa rencana untuk bertolak ke Surabaya hari ini terpaksa harus diurungkan. Penyebabnya, ofisial tim kesulitan mencari penginapan yang tak jauh dari lokasi pertandingan di lapangan Jala Krida Kodikal sehingga manajemen membuat kebijakan untuk menggelar kelas pada Kamis siang. Lalu, para pemain akan diistirahatkan di mes, sebelum bertolak ke Surabaya pada Jumat pagi. “Paling tidak kita kondisikan anak-anak sudah siap untuk berangkat pada pukul 05.30 WIB. Tapi, kita minta mereka menginap di mes pada Kamis malam,” pungkasnya. (dit/c1/ady)