KABUPATEN BLITAR – Proses pembelajaran siswa kelas IX E SMP Negeri 1 Doko tidak bisa berjalan mulus. Bencana atap kelas roboh akibat diterpa hujan angin pada Senin (2/10) lalu, membuat mereka harus pindah sementara di ruang pingpong alias tenis meja. Itu demi keberlangsungan kegiatan belajar mengajar (KBM).
Humas SMP Negeri 1 Doko, Edi Suhariyanto mengatakan, pihak sekolah memang menggunakan ruang tersebut untuk evakuasi siswa. Begitu juga difungsikan sebagai tempat pembelajaran. Sebelumnya, sebanyak 32 siswa itu menempati ruang baca. Namun, kini menggunakan ruang tenis meja.
“Sekolah juga ingin pembelajaran tetap berlangsung. Makanya, kami manfaatkan itu (ruang tenis meja, Red) sebagai kelas darurat sementara,” ujarnya kemarin (5/10).
Ruang tenis meja itu memang tampak lebih sempit, tak seluas kelas yang biasa digunakan. Para siswa terpaksa duduk berdempetan. Sebagian ruangan tersebut tidak berdinding sehingga tampak lalu-lalang siswa kelas lain. Suara kanopi yang terkena hujan juga cukup keras sehingga mengganggu proses penyampaian materi.
Sekadar diketahui, selain satu bangunan yang rusak, SMPN 1 Doko juga tengah merehab tiga ruang kelas lainnya. Masing-masing siswa di tiga kelas itu juga menggunakan kelas dadakan. Yakni, menempati musala, ruang baca, dan laboratorium TIK.
“Ada tiga kelas lain yang sedang direnovasi. Mereka (siswa, Red) juga dialihkan ke ruangan lainnya. Semoga segera ada pembenahan, jadi bisa cepat belajar dengan aman,” jelasnya.
Sehari setelah peristiwa ambruknya atap kelas itu, lanjut Edi, pihak dinas pendidikan (dindik) telah memeriksa. Mereka melihat kondisi kelas yang sudah tak layak. Bahkan, kayu-kayu lapuk, tak bisa dipakai lagi. “Ya kalau rusak begini, harapannya dinas bisa melakukan perbaikan, kasihan siswa juga,” imbuhnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Seksi (Kasi) Sarana Prasarana (Sarpras) Bidang SMP Dindik Kabupaten Blitar Mariyadi mengaku sudah memantau kerusakan di sekolah tersebut. Pihaknya telah mendata struktur atap bangunan yang tidak kokoh lagi. Untuk itu, dindik membuat nota dinas terkait rencana perbaikan dan diajukan kepada bupati.
Sementara kelas dalam upaya pengajuan perbaikan, Mariyadi meminta sekolah mengalihkan pembelajaran ke ruang kosong lainnya. Sebab, KBM harus terus berlangsung, mengingat sesaat lagi siswa kelas IX bakal menghadapi ujian tengah semester. “Memang sudah lapuk. Antisipasinya, pakai kelas darurat. Ada yang di musala, lab TIK, dan lainnya,” tandasnya.
Diwartakan sebelumnya, akibat diguyur hujan deras dan angin kencang pada Senin (2/10) pukul 12.00, atap kelas IX E SMP Negeri 1 Doko runtuh. Seluruh genting dipastikan rusak, kayu patah menimpa sejumlah bangku dan karya siswa. Beruntung tak ada korban jiwa. Sebab, sekolah sudah melakukan sterilisasi sejak pagi. (luk/c1/wen)