TULUNGAGUNG – Malang nian nasib Andri. Remaja asal Desa Banjarsari, Kecamatan Ngantru ini meregang nyawa usai menabrak bagian belakang truk pada Senin malam (24/1) di jalan Desa Batokan, Kecamatan Ngantru.
Akibatnya, dia menderita luka parah di bagian kepala terlampau parah. Dia pun akhirnya mengembuskan napas terakhir saat menjalani perawatan di rumah sakit.
Kapolsek Ngantru AKP Pudji Widodo menceritakan peristiwa ini bermula saat Andri mengendarai sepeda motor Honda Scoopy dengan nopol AG 3835 RCN, yang melaju dari arah SD Batokan menuju Desa Mojoagung.
Setiba di utara simpang lima Desa Batokan, dia menabrak bagian belakang truk gandeng yang dikemudikan Suyadi, 38, warga Desa Jabalsari, Kecamatan Sumbergempol.
“Menurut para saksi, truk tersebut memang sudah terparkir di sana sejak pagi, lantaran mengalami kerusakan pada kabel gas. Hanya saja posisinya memakan setengah jalan. Apalagi jalan desa sempit,” katanya kemarin (25/1).
Lebih rinci, Pudji menjelaskan, usai menabrak bagian belakang truk, korban tergeletak dalam kondisi tidak sadarkan diri. Selain itu, bagian kepala korban juga mengeluarkan darah mengingat korban tidak memakai helm saat berkendara.
Bahkan diduga dia berkendara di atas 40 km per jam. Melihat kondisi korban yang seperti itu, warga sekitar langsung membantu korban sembari menghubungi Polsek Ngantru untuk meminta bantuan evakuasi.
Petugas kepolisian yang mendapat laporan tersebut langsung bergegas menuju lokasi kejadian bersama unit laka lantas dan petugas medis dari RSUD dr Iskak.
Sayangnya, Andri yang tergeletak dengan kepala bercucuran darah itu nyawanya tidak tertolong saat menjalani perawatan di rumah sakit. Bahkan, petugas medis menyatakan jika tewasnya korban lantaran luka berat di bagian kepala yang dideritanya usai menabrak truk. (jar/c1/rka/dfs)