KOTA BLITAR – Meskipun pembatasan akibat pandemi Covid-19 sudah mulai ditiadakan, ketersediaan anggaran masih terdampak. Buktinya, peringatan haul Bung Karno (BK) tahun ini tanpa kenduri 1.000 tumpeng.
Padahal, tradisi peringatan hari wafatnya presiden pertama RI itu selalu menyedot animo masyarakat cukup besar.
Kenduri 1.000 tumpeng tersebut biasa digelar di kawasan Makam Bung Karno, dengan melibatkan sejumlah elemen masyarakat. “Untuk tahun ini kami tiadakan karena beberapa pertimbangan. Salah satunya keterbatasan anggaran,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Blitar Edy Wasono kepada Koran ini kemarin (8/6).
Menurut dia, kegiatan tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Banyak hal yang harus dipersiapkan karena melibatkan banyak orang dari sejumlah elemen masyarakat. “Di samping itu, juga soal waktu. Butuh persiapan matang. Apalagi dengan kondisi saat ini,” terangnya.
Persiapan itu di antaranya pemenuhan sarana dan prasarana seperti tenda. Biasanya, kenduri 1.000 tumpeng digelar di sepanjang ruas jalan dari Istana Gebang hingga Makam Bung Karno. Dibutuhkan tenda yang cukup banyak sebagai tempat kenduri.
Sebanyak 1.000 tumpeng disajikan untuk dimakan bersama-sama. Sebelum menikmati sajian tumpeng, para peserta kenduri lebih dulu mengikuti doa bersama. Meskipun kegiatan itu ditiadakan, tetapi tak mengurangi semarak Bulan Bung Karno.
Pada tahun ini ada beberapa kegiatan baru demi menyemarakkan Bulan Bung Karno. Di antaranya, Soekarno Night Run (11 Juni), Blitar Jadoel (17-21), hingga kontes ayam hias tingkat nasional. “Ini merupakan hasil kreasi dan inovasi kami bersama OPD terkait demi memeriahkan Bulan Bung Karno,” ungkapnya.
Rencananya, haul Bung Karno tahun ini diperingati dengan beberapa kegiatan. Di antaranya, semaan Alquran, doa lintas agama, manakib dan tabarak atau salawatan, serta pembacaan yasin dan tahlil. Kegiatan itu dimulai pada 20 Juni. Kemudian, keesokan harinya dilanjutkan dengan upacara ziarah di Makam Bung Karno. (sub/c1/ady)